Jumat, 03 Juli 2020

19 februari 2020


             ROMANSA DI TEMPAT KERJA


Pagi itu suasana di kantor  tempat  Airin kerja tampak ramai. Bukan karena sibuk dengan pekerjaan tetapi sibuk dengan bergosip. Bagaimana tdk ramai, orang yg mereka bicarakan adalah atasan mereka yg baru saja ketahuan jadian sama pegawai baru yang baru bekerja beberapa bulan di tempat itu. Airin hanya bisa diam,dia tak mampu memberi komentar apapun ketika beberapa teman menanyakan pendapatnya. Sementara bagi sebagian orang yg tahu,mereka tak banyak berkomentar. Yah,itu karena bos yg mereka bicarakan adalah mantan kekasih Airin.
Cerita bermula 3 thn lalu. Saat Airin pertama kali masuk kerja sebagai karyawan baru dan pertama kalinya dia bekerja setelah dia lulus kuliah. Airin berparas ayu dan dia cenderung pendiam. Atasannya seorang pria yg cukup tampan,terampil bekerja,sehingga diusianya yg saat itu baru 27 thn sudah menjabat sebagai manager. Dia sangat ramah dan care sama anak buahnya,mungkin itulah yg saat itu membuat Airin bisa menerima atasannya sebagai pacarnya. Setiap hari dia memberikan perhatian lebih pada Airin dibanding teman-temannya,sering membantu pekerjaan Airin,karena sebagai anak baru dia masih banyak belajar. Menemani lembur dan sering menawarkan diri mengantarnya pulang. Airin memang tidak langsung menerima atasannya waktu itu. Dia bukan tipe wanita yg gampang jatuh cinta meskipun diberi perhatian dan perlakuan lebih. Airin cenderung orang yg sangat berhati-hati kalau urusan dengan perasaannya. Dia tidak ingin kecewa yang kedua kalinya. Hubungan dengan pacar pertamanya kandas,karena tdk direstui oleh orangtua cowoknya,karena menganggap keluarga Airin tidak sebanding dengan keluarganya. Hal itu cukup membuat berhati-hati Airin dlm menjalin sebuah hubungan. Segala upaya selalu dilakukan oleh Revan,nama atasannya itu. Dia mulai sering berkunjung ke rumah,mencoba dekat dengan orang tua dan adik-adik Airin. Kebetulan Airin 3 bersaudara dan dia anak pertama,sementara 2 adiknya masih kuliah dan si bungsu yg lelaki satu-satunya masih sma. Keluarga Airin menyambut Revan,karena dia sangat sopan,penuh perhatian dan tampak sangat menyukai Airin,itu yg membuat keluarganya tampak mudah menerima keberadaannya. Tapi Airin tampaknya tdk begitu mudah ditaklukan. Rasa sakit yg dia terima tidak mudah untuk menerima orang baru dalam hidupnya. Tapi akhrinya setelah 6 bulan berlalu,perjuangan Revan mendapatkan Airin berbuah manis. Airin menerima permintaannya untuk jadi pacarnya. Tdk seperti saat ini, yg dengan terang-terangan Revan memacari anak baru,dulu mereka tdk menunjukkan kalau mereka pacaran. Mereka bersikap seperti biasa,meskipun ada beberapa yg mencium gelagat mereka. Bagaimanapun mereka sekantor,gerak gerik mereka selalu menjadi perhatian orang,jadi kalau ada sesuatu yg mencolok,org yg paham akan tau apa yg terjadi dengan mereka. Sebenarnya itu juga permintaan Airin supaya tdk di publikasikan,mengingat mereka 1 kantor dan tdk tau yg akan terjadi kedepannya. Hari-hari yg Airin lalui setelah menjalin hubungan dengan Revan menjadi indah. Dia mulai merasakan jatuh cinta lagi,ada yg memperhatikan,hari-harinya tdk sendiri lagi. Ada teman berbagi suka dan duka apa yg dia lalui. Setelah 1 tahun berlalu,Revan mulai berubah,tepatnya setelah Airin memintanya mengenalkannya pada orang tua Revan. Sepertinya Revan salah paham,dia mengira kalau Airin mungkin ingin ke jenjang yg lebih serius. Pdhal tidak seperti itu pikir Airin. Dia hanya tidak ingin mengulang kejadian seperti hubungan sebelumnya. Tapi semua terlanjur membuat Revan menjadi berubah dan hubungan mereka renggang lalu tak dapat dipertahankan lagi. Tetapi mereka tetap kerja profesional sampai saat ini. Dan tiba-tiba kabar Revan pacaran dengan anak baru merebak. Ada perasaan aneh di hati Airin,karena jauh di lubuk hatinya dia masih menyimpan sedikit rasa ke Revan. Mengingat perjuangannya mendapatkan dirinya dulu tdk mudah,tp Revan begitu mudah melepasnya,itu yg disesali Airin. Airin tdk pernah berpikir yg macam-macam tentang Revan,krn selama pendekatan dia benar2 tampak tulus. Dia tak menyangka semudah itu dia saat ini berpacaran dengan pegawai baru yg mana 1 bagian dengan Airin. Serba salah perasaan Airin,takut terlihat cemburu bila dia harus berpapasan dengan mereka. Ah,rasanya begitu sesak dada Airin. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya,menyadarkan lamunannya. “udah dikerjain belum laporannya?” tanyanya. “eh,mbak Ratna,udah mbak “ Airin lalu mengambil berkas dr lacinya dan menyerahkan kepada teman yg menepuk bahunya tadi. Dia tampak tersenyum,lalu menepuk bahunya lagi. “ tetap semangat ya,kamu pasti bisa menghadapi ini,kamu perempuan hebat kok” katanya menyemangati. Airin tersenyum tersipu malu,seolah tertangkap basah apa yg sedang dipikirkannya. Mbak Ratna adalah supervisornya dan dia salah satu orang yang tahu hubungannya dengan Revan. Tapi bagaimanapun rasanya sangat sesak dan masih begitu sulit untuk bisa menerima kenyataan itu.
Hari-hari berlalu terasa lambat,itu yg dirasakan Airin. Setiap hari dia harus melihat pemandangan yg membuat hatinya terasa sesak. Bagaimana tidak,romansa percintaan antara Revan dan Sisy yg pegawai baru itu begitu kentara dan nyata di hadapannya setiap hari. Tanpa rasa yg bagaimana,sepertinya Revan sengaja menunjukkan kemesraan itu. Ingin tak melihat,tapi terjadi dihadapannya. Airin berusaha sekuat tenaga mengatur detak jantungnya yg tiba2 berdegup kencang saat mereka bertiga kedapatan masuk kantor bersamaan dan dalam 1 lift yg sama. Dia melihat Revan menggenggam jemari Sisy dan sisi mencubit manja seolah-olah malu karena ada Airin. Ah,seandainya bisa melopat keluar,rasanya Airin ingin segera berlari dan melompat karena tak tahan. Tp dia tiba2 menarik nafas panjang,mengehelanya dengan pelan,dia lakukan berulang,dan itu sangat membantunya,serta senyum tulus yg merekah dr bibirnya ketika keluar dr lift dan mendahului mereka,membuatnya menjadi nyaman. Dia harus belajar menerima kenyataan bahwa Revan sudah menjadi milik orang lain,dan dia harus belajar merelakan dan menghapus sisa rasa cintanya terhadap Revan. Bukan perkara yg mudah buat Airin. Ini kedua kalinya dia harus menelan kenyataan pait putus cinta saat dirinya masih memiliki perasaan cinta. Hari-hari yg dilalui Airin membuatnya sedikit berubah,dan banyak yg merasakan. Dia sekarang cenderung pendiam dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Dia sudah mulai menghindari acara2 kantor seperti makan malam team yg sering mereka adakan sebulan sekali. Ada saja alasan dia tdk mengikutinya. Siang itu Revan memanggilnya.
“ to the point saja,saya menanyakan apa ada masalah di team kamu? Sudah 2x kamu absen mengikuti acara jamuan kantor,dan kamu jadi bahan pembicaraan di team kamu? Tanyanya ketika Airin masuk ruangannya. Airin menghela nafas supaya dia bisa menjawab tanpa nada yg bergetar. “enggak ada pak,kebetulan memang pas momen itu saya benar-benar ada acara yg tdk bisa saya tinggalkan. Saya berjanji bulan ini saya pasti datang.” “yakin? Atau karena saya?” tiba2 pertanyaan itu seperti mencekik leher Airin,karena sebenarnya itu salah satu alasan utamanya,tapi dia kan ngga mungkin sejujur itu memberitahu Revan. Airin beranikan dirinya menatap Revan. “mohon maaf pak,itu tidak ada hubungannya dengan saya,kalo sudah selesai saya permisi” lalu Airin segera keluar. Beberapa teman menanyakan kenapa dia dipanggil,lalu dia menjelaskan. Ratna supervisornya menepuk bahunya lagi. Hanya dia satu2nya teman Airin yg begitu mengerti tanpa harus dijelaskan panjang lebar. Mungkin karena dia sudah sangat dewasa dan berpengalaman,jadi hanya dengan melihat saja dia paham. Itupula sebabnya,Airin gampang untuk berkeluh kesah padanya.
Hari itu Airin cuti 2 hari karena harus menemani mamanya melakukan medical check up ke rumah sakit. Mamanya memang rajin setiap 2-3 tahun sekali melalukan cek kesehatan. Karena papanya sibuk mengajar,dan karena Airin sudah bekerja,dia bisa membantu mamanya. Saat menunggu antrian,ada ibu-ibu yg hampir seusia mamanya mungkin lebih tua 2-3 tahunlah duduk disampingnya dan tiba-tiba jatuh pingsan. Airin kaget sekali dan ikut panik. Mamanya memintanya untuk membantu mengurus karena tampaknya dia datang ke rumah sakit seorang diri. Setelah sadar dan dilakukan pemeriksaan Airin mengantarnya ke ruang obat sambil menunggu mamanya yg masih mengantri. “tante ke rs sendiri?tadi naik apa?” tanya Airin. “iya nak,tante sendiri,tadi naik taxi” “rumah tante mana?biar Airin antar tante” Airin menawarkan. “ngga usah nak,merepotkan,dekat kok lagian rumahnya” “ngga apa2 tante,mama saya juga belum selesai,tadi pesen supaya anter tante dulu” “ngga ngerpotin nih?” “enggak tante,beneran,mama saya kawatir kalau tante sendiri,makanya meminta saya menemani” akhirnya ibu tersebut menyetujui. Airin mengantar ibu itu dengan mobilnya ke komplek yang dia tunjukkan,yg ternyata jaraknya tdk begitu jauh dari rumah sakit. Begitu masuk komplek,sudah ada 2 security yg mengecek mobil Airin. Lalu ibu menunjukkan kartu penghuni komplek dan mobil diijinkan masuk. Jika melihat penampilan ibu yg dia antar,sangat wajar kalau beliau tinggal di komplek mewah spt itu,pikir Airin. Pasti dia istri pejabat atau istri pengusaha. Setelah ditunjukkan rumahnya ibu itu turun dibantu Airin,dan seorang art berlari kecil ikut memapah ibu itu ke dalam. Airin tdk mengantar sampai dalam rumah,hanya sampai teras karena dia harus balik lagi ke rumah sakit. Ibu itu lalu meminta nomer telpon Airin,dan Airin memberikannya.
Sejak pertemuan itu,1 minggu setelahnya ibu itu menelepon Airin,dan kebetulan sedang jam makan siang jadi Airin menemuinya di cafe dekat kantor karena ibu itu memintanya. Airin bergegas keluar kantor dan menemuinya. “siang tante?gimana kabarnya?sudah sehat?” ibu itu lalu memeluknya layaknya anak gadisnya. “sehat nak,seperti yg kamu lihat.terimakasih banyak untuk waktu itu,maaf belum sempat kenalan dg kamu dan mama kamu,kenalkan,nama tante Mariska” “iya tante,ngga apa2,yg penting tante sudah pulih,kami sudah tenang.” mereka lalu ngobrol sebentar karena Airin harus masuk kantor. Ibu Mariska meminta alamat rumahnya dan nomer telpon mama Airin. Ibu Mariska adalah seorang wanita yg ramah dan baik,meskipun secara penampilan dia seperti seorang sosialita,tp dia tampak begitu hangat dan penyayang. Tak disangka beliau mendatangi rumah Airin untuk bertemu dengan mamanya. Beliau singgah di rumah cukup lama dan ngobrol akrab dengan mama Airin,itu yg diceritakan mamanya ke Airin. Mereka merasa saling cocok jadi lumayan lama mereka ngobrol dan mereka janjian untuk ketemu kembali. Airin senang mamanya bertambah teman lagi. Mamanya memang senang bergaul dengan siapa saja. Dan dia juga suka cerita ke Airin tentang pertemanannya. Kadang beliau suka menjodoh2kan Airin dengan anak temannya. Berbeda dengan Airin yg membatasi pergaulannya,terutama sejak putus dengan cowok pertamanya. Ada rasa kawatir jika orang tua teman2nya punya penilaian yg sama dengan org tua mantan cowoknya. Padahal Airin sering dinasehati mamanya,tp rasa kawatirnya terlalu berlebihan. Ditambah sekarang,Airin semakin takut untuk bergaul atau bahkan menjalin suatu hubungan. Sabtu minggu libur kerja dia senang di rumah,bebersih rumah,bertanam,pagi2 harinya joging atau bersepeda,dan dia lakukan seorang diri. Airin jadi penakut. Adiknya pun sering menasehati,tp sepertinya trauma Airin terlalu dalam. Tapi yg bagus dr Airin,tdk pernah menyalahkan lingkungannya,orng tuanya,tp dia selalu mengoreksi dirinya sendiri,apa yg salah pada dirinya,dan akibatnya berdampak buruk buat dirinya menjadi seorang yg menyimpan masalahnya sendiri. Seiring berjalannya waktu,Airin pikir bisa melupakan Revan,tp begitu susah. Padahal setiap hari dia harus melihat kenyataan bahwa dia selalu bersama Sisy. Siang itu ada paket nota datang,dan Ratna mengajak Airin turun ke lantai bawah untuk mengecek. Airin buru-buru dan dia lupa kalau dia sedang menulis catatan kecil dan dia taruh saja dimejanya. Revan ke mejanya,mencari Airin. Dia tanya ke admin yg lain dan mengatakan Airin sedang mengecek barang yg datang ke bawah bersama Ratna. Revan seperti sedang mencari sesuatu di mejanya,dan tak sengaja membaca catatan kecil Airin. “ aku sudah jelas-jelas dicampakkan,tetapi mengapa aku masih terus berharap padanya,apakah aku bodoh?karena tak bisa berhenti mencintainya?” Revan tersenyum. Kemudian dia kembali ke ruangannya,merenung sejenak,tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat Airin kembali ke atas salah satu temannya memberi tahu kalau Revan tadi ke mejanya mencari sesuatu. Airin kaget dan cepat2 menyimpan catatan kecilnya ke laci. Tiba2 saja jantungnya berdegup kencang,pikirannya mulai kacau,kekawatiran Revan membaca itu dan bertambah membencinya membuatnya tak bisa berpikir lagi.Tiba-tiba ruangan terasa gelap.”rin..rin...sadar” sayup2 terdengar suara mbak Ratna dan pak Revan. Airin membuka matanya,dia menatap sekitar,ternyata di ruangan Revan. Buru-buru dia bangun sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. “kamu sakit”tanya Revan tampak panik,begitu juga Ratna. “cuma pusing aja kok,ngga apa2” Airin berusaha bangun dr sofa ruangan Revan. Ratna membantunya dan mereka keluar dr ruangan revan,sementara teman-teman seruangannya tampak kawatir dengan keadaan Airin. Dia tersenyum dan mengucapkan terimakasih karena teman2nya begitu perhatian terhadapnya. Sore itu Revan menawarkan untuk mengantarnya pulang,tp Airin menolak karena akan dijemput adiknya. Sepulang kantor Airin langsung ke dokter,ternyata dia menderita anemia. Dan juga akhir2 ini dia sering tidak bisa tidur,entah kenapa. Mamanya begitu kawatir mendengar dia tiba2 pingsan di kantor. Mamanya merasakan kalau akhir2 ini Airin tampak lebih pemurung,dan tertutup.
Siang itu tante Mariska mengajaknya ke salon buat creambath bersama mamanya. Mereka ketemu di mall dan jalan bertiga. Rupanya mamanya dan tante Mariska sudah sangat dekat,bahkan tante Mariska tau cerita tentangnya. “jangan marah ya Rin,kalo tante tau semua” “enggak kok tante” Airin tersenyum. “Oh ya,kata mama,bbrp hari lalu kamu tiba2 pingsan di kantor?jangan lupa cepat2 periksa ya” “iya tante,anemia saya,kurang istirahat,sekarang sudah lebih baik tante,makanya bisa jalan2 sama tante” katanya lagi. Mereka bertiga jalan seharian di mall layaknya anak bersama 2 ibu. “tante gmn kabar anaknya? Masih sibuk aja? “tanya Airin. “ya begitulah,namanya juga anak cowok ya,dia pengen jadi orang yg berhasil,makanya dia kerja keras,ya tante harus mendukung,karena tante kan bergantung sama dia,jadi tante hrs bisa mengerti dia. Tante yakin,pasti dia nanti punya waktu buat tante juga.kalo kamu ngga punya seseorang yg kamu sukai,pengennya tante jodohin kamu sama dia,dia juga masih jomblo,padahal sudah 30 thn.” lalu mereka tertawa. “airin jg masih pengen sendiri kok tante,kita begini sajalah tante,biar aku bisa punya ibu 2” kata Airin disambut tawa tante mariska dan ibunya.
Airin mencoba sekuat tenaga menekan perasaannya. Dia berusaha tdk memikirkan revan. Dia tdk mau sampai pingsan lagi di kantor. Airin mencoba bekerja sambil mendengarkan musik,di sela-sela waktu kosongnya dia pakai untuk membaca. Dia mulai membeli buku-buku bacaan. Waktu makan siang,dia habiskan makan di luar atau di kantin bersama teman-temannya. Dia mulai membuka diri mau jalan dengan teman-temannya. Sabtu minggu ini mereka janjian camping. Pikir Airin itu adalah sesuatu yg baru dan patut dicoba.Mereka pergi ber 8 menggunakan kereta menuju ke bandung. Mereka camping di daerah ciwidey. Akhirnya Airin bisa menghirup udara di hutan dan serasa menyegarkan. Setelah memasang tenda ada beberapa temannya yg pergi jalan2 untuk melihat sekitar. Airin hanya di tenda sambil membaca. Tak lama tampak beberapa orang datang dan rupanya mereka akan camping juga. Airin kembali sibuk dengan bacaannya. Dan ia segera menghentikan bacaannya ketika seseorang menghampirinya dan menyapanya. Dia begitu mengenal suara itu,dan membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
“Rin,apa kabar” sapanya. Airin memandangnya dan tak langsung menjawab. Dia sedang berpikir ini mimpi atau nyata. “Rin..hallo” sapanya lagi sambil melambaikan tangan. “eh..Sandy,apa kabar” katanya terbata. Ya,Sandy,mantan pacarnya 5 tahun yg lalu dan sudah lebih 3 thn mereka tak bertemu. Mereka pacaran dari sma sampai kuliah, dan akhirnya mereka harus mengakhiri hubungan yg mereka bina selama 5 thn karena orang tua Sandy melarang mereka melanjutkan hubungan. Sebenarnya mereka saat itu masih saling mencintai,tp karena org tua,mereka belajar menerima kenyataan bahwa hubungan mereka harus berakhir. Sejak memutuskan hubungan,mereka masih sering bertemu di kampus,namun setelah lulus mereka tak pernah bertemu lagi ataupun berkomunikasi. Dan saat ini,mereka bertemu kembali. Airin tdk pernah menduga sama sekali kalau dia akan bertemu kembali dengan Sandy. Sandy masih tampan seperti yg dulu,bahkan terlihat lebih tampan dan dewasa,ramah dan selalu tersenyum,itulah pesona Sandy. Mereka pacaran dr akhir kelas 1 sma sampai semester 6 di bangku kuliah. Selama itu mereka selalu bersama karena kebetulan juga mereka 1 kampus dan 1 jurusan. Buyar sudah semua pikiran Airin,terasa kacau lagi,apalagi ternyata Sandy kerja di tempat yg sama dengannya hanya beda lantai dan beda departemen,dan ternyata juga Sandy sudah 2 thn kerja di tempat itu. Entah suatu kebetulan atau apa,membuat Airin kembali pusing. 2 hari di tempat camping,Sandy nempel terus pada Airin,dia juga bertanya apakah Airin sudah punya pacar,dia juga bercerita kalau selama 5 thn ini sejak putus dengannya,dia blm pernah menjalin hubungan lagi dengan seseorang. Hal itu membuat Airin sedikit goyah. Sepanjang perjalanan pulang di kereta,Airin hanya diam saja. Sandypun duduk disampingnya. Teman teman sebagiannya yg pergi dengan Airin mulai menggosip di grup obrolan. Airin sebenarnya merasa ngga nyaman,karena di grup ada Revan juga. Anak anak menjodoh2kannya dengan Sandy,mereka tdk tahu kalau Sandy adalah mantan pacarnya semasa sekolah,tp entahlah jika Sandy cerita dengan teman di departemennya. Semua teman teman Airin tampak sangat mendukungnya. Airin tak berkomentar hanya emot2 senyum aja. Sementara Revan tak ada komentar sama sekali.
Senin pagi Sandy udah nunggu di loby bawah,dia senyum senyum melihat kedatangan Airin,sementara hati Airin tampak tak enak,dia pun mulai pusing. Mereka lalu naik lift bersama,Airin tdk mungkin menghindarinya karena ini br hari pertama,dia sudah membuat rencana untuk kedepannya,supaya tdk bersama Sandy lagi. Dia merasa tdk nyaman. Sesampai di ruangannya heboh,teman2nya becandain dia,Airin hanya tersenyum tipis,kelihatan kalau dia sangat tak nyaman. Revan melihatnya. Airin pun tak sengaja beradu pandang dengan Revan,jantungnya berdegup,lalu buru-buru dipalingkan wajahnya. Jam makan siang,Sandy mengirim pesan,mengajak makan bersama tetapi Airin langsung menolak. Dia juga tak pergi ke kantin,dia nitip mbak Ratna yg sedang keluar. Dia di ruangan sorang diri.Dia membaca buku sambil menunggu makan datang. Revan juga ada diruangannya dan terus memperhatikan Airin,tp Airin tak menyadarinya. Jam 1 kurang Ratna dan beberapa teman Airin datang dari makan siang. Setelah menerima titipannya Airin menuju pantry untuk makan. Dan setiap hari Airin harus melakukan hal itu untuk menghindari Sandy,Sandy merasa tp dia tdk pantang menyerah. Sore itu sengaja dia menunggu Airin dan dia tak dapat menghindari. “Rin,bisa kita bicara?sambil aku antar pulang” Airin yg turun dengan beberapa teman,memandanginya,dan teman2nya menyuruhnya pulang bersama Sandy. Dia lalu masuk mobil Sandy dan menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan Sandy memastikan apakah benar Airin sudah punya pacar,sehingga menghindarinya terus menerus.Airin terdiam,bingung menjawabnya. “ngga ada hubungannya aku sudah punya pacar dengan menghindari kamu terus,jujur aku ngga nyaman aja.” “kenapa sih,ngga ada salahnya kan kita jalan lagi,atau setidaknya kita bisa berteman kembali” Airin hanya tersenyum sinis. “sebaiknya kita tdk usah berteman atau jalan lagi deh,pokoknya aku ngga nyaman,jangan suka nunggu aku lagi kalau jam ke kantor pagi,atau ngga usah lagi mengajak aku makan siang bareng. Jangan sampai,kalau ada org yg tahu hubungan kita dulu,nanti orang tuamu tahu lagi,jangan sampai mereka menyalahkan aku.” Sandy menghentikan mobilnya. Dia lalu menatap Airin dengan tatapan yg masih penuh cinta. “Rin,keadaannya sekarang berbeda,aku sudah dewasa,aku sudah bisa menafkahi diriku sendiri,orang tuaku tdk berhak lagi melarang-larang aku.Please,kita jalanin lagi hubungan kita.Jujur aku bahagia sekali saat bertemu kamu kembali,kamu tdk sedang menjalin hubungan dengan seseorang pula,ngga ada salahnya kita mulai lagi” “tapi tdk semudah itu buat aku San,aku sudah menjalin hubungan dengan seseorang dan kita lg break,jadi aku mohon sama kamu,untuk berhenti. Aku sudah melupakan hubungan kita,dan sampai kapanpun kalau orang tua sudah tidak setuju,sebaiknya jangan dilanjutkan,jangan menentang,bagaimanapun mereka orang tua kamu,yg membuatmu sudah berhasil seperti sekarang.” Sandy terdiam. Dia lalu melanjutkan menyetir mengantar Airin. Dia tampak kesal. Tapi Airin harus melakukan itu,dia tdk mau Sandy terus menerus berharap padanya. Tak berapa lama mereka sampai di rumah Airin. “trimakasih sudah mengantar,hati2 nyetirnya” kata Airin lalu membuka pintu pagar rumahnya. Sandy segera berlalu dan tampak kesal.
Keesokan harinya,Sandy tak tampak menunggu Airin,bahkan makan siang pun dia tdk mengirim pesan. Airin lega. Dia berharap Sandy bisa mengerti keadaannya. Untuk sesaat,ada ketenangan untuk Airin. Dia benar-benar bisa konsentrasi kerja dan menikmati harinya. Selama beberapa haripun seperti itu. Airin benar-benar lega dan dia yakin,Sandy sudah mengerti dan tidak akan mengganggunya lagi.
Siang itu terjadi kehebohan lagi,kabar kalau Sisy dan Revan putus,menjadi perbincangan. Yang lebih mengejutkan,Sisy putus dari Revan,karena ternyata Sisy hanya sebagai tempat pelarian dan Revan masih memiliki rasa sama mantan pacarnya. Airin menarik nafas panjang,sepertinya hidupnya kali ini tidak benar-benar bisa tenang. Dia merasa tidak nyaman sendiri. Sebagian teman-temannya bertanya-tanya,seperti apa sosok mantan pacar Revan,karena selama ini dia tidak pernah mendengar Revan berpacaran. Airin hanya diam saja. Dia pura-pura sibuk sendiri dengan pekerjaannya. “kerja kerja kerja..jangan bergosib saja” tegur mbak Ratna pada mereka. Lalu mereka kembali ke meja mereka. Mbak Ratna memandang Airin dengan senyum,dan Airin membalas senyumnya tanda baik-baik saja. Dia mengirim chat singkat supaya Airin tidak mempedulikan omongan anak-anak di kantor. Airin tersenyum dan mengangguk melihat Ratna yg masih memandangnya. Sore itu Airin pulang mengendarai motornya. Sejak dia tahu Sandy kerja di tempat yg sama,untuk menghindari,Airin memakai motor adiknya untuk bekerja karena mobil dipakai papanya. Dia mengendari motornya sambil melamun dan tdk sadar kalau dari kanan ada yg menyalipnya,Airin kaget,tdk dapat menguasai motor,oleng dan terjatuh. Kemudian orang-orang yg melihat berlarian untuk menolong Airin. Dia meringis kesakitan,karena tangan dan kakinya lecet-lecet tergerus aspal jalan. Dia duduk ditrotoar lalu menelpon adik laki-lakinya untuk menjemput. Hampir setengah jam Airin menunggu. Setelah adiknya datang mereka pulang. Mama tampak panik melihat Airin,tp Airin menyakinkan mamanya kalau dia tdk apa-apa,hanya luka kecil. Mama lalu membersihkan luka-luka Airin dan mengobatinya. Kemeja yg dia pakaipun sobek serta celana panjangnya. Paginya mamanya melarangnya untuk pergi bekerja,tp Airin menyakinkan kalau dia baik-baik saja. Adiknya yg cewek yg mengantarnya. “kak,tp pulangnya ngga bisa jemput ya,kakak naik grab aja “ katanya. “iya,ngga apa2,santai aja” Airin sampai dikantor agak kesiangan. Teman-temannya sebagian sedang sarapan di meja kerja mereka. “Rin,sakit?tumben pakai jaket?” tanya Nia karena heran melihat Airin memakai jaket tak seperti biasanya. Semua mata lalu memandang Airin,dan dia hanya menggeleng sambil tersenyum. Revan memperhatikan dari ruangannya. Bagus,yg terkenal paling iseng mendekati Airin. “hei,itu kenapa dagu biru?” tanyanya sambil memperhatikan Airin. “masa sih?” Airin bertanya kemudian mengambil kaca dr laci mejanya dan dia melihat dagunya. Dan ternyata benar,dagunya membiru. Dia ngga sadar mungkin kemaren terbentur. “hayo kenapa?” tanya bagus lagi penasaran. Lalu Nia dan Indah juga mendekatinya,memperhatikan. “ih,kalian ya,dibilang aku ngga kenapa-kenapa juga” “ tapi mencurigakan,tdk seperti biasa,tiba-tiba berjaket,dagu biru” “jangan-jangan kekerasan dalam rumah tangga” celetuk bagus. Airin mencibir “rumah tangga siapa om??eike masih gadis tingting dan belum ada yg mau” katanya disambut tawa teman-temannya. “ah..situnya aja yg ga mau,yg mau mah banyak keless” celetuk Nia. Seperti itulah suasana pagi dikantor Airin selalu ada bahan cerita,bahan untuk tertawa sebelum mereka tenggelam dalam pekerjaan mereka. Telepon Airin berbunyi ada pesan masuk. Dilihatnya,dari Revan. Deg,tiba-tiba saja perasaannya jadi aneh. “temui aku sebentar dipintu tangga darurat” dilihatnya Revan keluar dan menuju tempat dimana dia ingin bertemu Airin. Airin termenung sejenak,jantungnya berdegup kencang,tapi kemudian dia melangkah. Untungnya juga tdk ada yg memperhatikan karena teman-temannya sudah mulai sibuk dengan pekerjaan mereka. “ada apa pak,meminta saya bertemu disini” tanyanya tanpa mau menatap Revan. “kamu sakit?” tanyanya. “enggak pak” jawabnya masih tertunduk. Tanpa terduga,tangan Revan memegang dagunya. “ini kenapa?biru seperti ini,seperti akibat benturan” Airin benar-benar terkejut dengan apa yg dilakukan Revan lalu dia menatapnya. Dia segera memalingkan mukanya dan buru-buru kembali masuk.Yg dipikiran Airin,kenapa juga dia ikut perhatian,bikin kesal,meskipun sebenarnya Airin masih berharap pada Revan,tp entah sekarang dia tampak kesal. Airin buru-buru masuk dan tdk memperhatikan ada ob sedang membawa berkas ke ruanganya. Ketika hampir menabrak,dengan gesit Revan menarik tangan Airin dan sontak dia berteriak kesakitan. Semua mata memandangnya. Nia langsung melompat dan berlari ke arahnya diikuti Bagus. Airin tampak kesakitan dan buru-buru membuka jaketnya. Revan tampak panik dan meminta maaf padanya.Dia hanya berniat menghindarkan Airin dr tabrakan dengan ob yg membawa berkas. Setelah dibuka jaketnya Airin tampak mengibas-ibaskan tangannya. Tangannya penuh luka goresan. “perih-perih-perih” katanya merintih. Akhirnya semua tahu kenapa Airin memakai jaket hari itu. Revan mengikuti sampai di tempat duduknya. Berkali-kali dia minta maaf ke Airin “ iya pak,ngga apa-apa,bapak kan ngga sengaja” katanya. “kemaren saya jatuh dari motor waktu pulang kerja” katanya lagi. “kok bisa sih?pasti kamu ngebut karena dikejar Sandy kan?” selidik Bagus. “enggak,orang aku pelan kok,cuma ngga ngeh aja kalau ada yg nyalip dr kiri aku kaget” jelasnya. “pasti akibat melamun” tebak Nia  Airin mengangguk “anda benar” katanya. Kemudian mereka mulai bekerja kembali. Revan benar-benar merasa bersalah. Dia mengirim chat permintaan maaf ke Airin. Airian melihat ke ruangannya tersenyum pada revan yg sedang menatapnya lalu mengangguk tanda dia baik-baik saja dan memaafkan. Sore itu Airin agak terlambat pulang karena ada pekerjaan yg belum beres,jadi dia masih diatas sendirian. Setengah 7 setelah memasan grab,dia turun. Ternyata di bawah ada Revan dan Sandy. Sandy lalu menghampirinya dan tampak panik. “katanya kemaren kamu kecelakaan?apa baik-baik saja semuanya? Sekarang aku yg antar pulang deh” katanya. “kamu tau dari mana?” airin penasaran “ya dari teman-teman kamulah” Airin tampak menarik nafas tanda tak suka. “tunggu disini ya,aku ambil mobil dulu” kata Sandy. “ngga usah repot-repot,aku pulang sendiri aja” katanya. Kemudian Revan mendekati mereka. “Rin,pulang saya Antar saja,kebetulan kan kita searah” katanya. Belum sempat dijawab Airin,Sandy sudah memotong. “kamu siapa?kenapa pengen ngantar Airin segala? “ “saya atasannya,kenapa?wajar kan seorang atasan menawarkan mengantar pulang karena kondisi bawahannya sedang tdk sehat?”  Airin geleng-geleng kepala. “kalian berdua cukup ya,aku ngga akan pulang dengan kalian,ini grab pesanan aku sudah datang,aku duluan” Airin lalu pergi meninggalkan mereka  dan pulang.Sandy memandang Revan dengan rasa ketidaksukaan. Revan lalu meninggalkan Sandy. Sementara itu sesampainya di rumah,Airin langsung masuk kamarnya dan merebahkan diri,dia ngga menyangka kalau Sandy masih berani mendekatinya lagi. Dia pikir Sandy sudah mengerti,tapi ternyata,dia nekat lagi. Airin memikirkan itu sampai tertidur. Pagi harinya dia merasa tak enak badan,dia demam,badannya panas,dia menelpon supervisornya bahwa hari itu dia tdk bisa bekerja. Rupanya karena luka-lukanya yang menyebabkan dia demam.Airin diberi 2 hari untuk istirahat di rumah.Sore harinya teman-teman sekantor sepulang kerja menyempatkan menengok Airin di rumahnya. Devisi Airin memang terkenal kekompakannya.Mereka kompak dalam pekerjaan maupun pertemanan di luar kantor. Saat mereka pulang,tampak Revan baru datang. Sejauh itu mereka tdk menaruh curiga sama sekali. Karena kebetulan Revan baru selesai meeting kantor. Orang tua Airin dan adik-adiknya senang melihat Revan datang. Sudah setahun semenjak mereka tdk berpacaran,Revan baru datang kembali dan mereka tetap baik menyambut kedatangan Revan. Mereka mengajak makan malam bersama. Airin tampak canggung.Dia hanya diam saja,sementara Revan masih tetap akrab dengan keluarganya. Setelah 2 hari Airin akhirnya masuk kembali kerja. Dia membawa kue yg dibuat mamanya untuk teman-teman kantornya. Airin bersikap biasa saja terhadap Revan,begitupun sebaliknya. Airin tidak mau banyak berharap pada Revan,sekalipun dia sudah putus dari Sisy,dia juga tdk mau ke ge-eran sekalipun Revan menunjukkan perhatiannya. Sampai saat ini dia tdk tahu alasan kenapa Revan begitu anti mengenalkan orang tuanya. Tapi ya sudahlah,pikir Airin,dia tdk ingin memikirkannya lagi karena semuanya sudah selesai.
Siang itu dikantor rame,karena beberapa teman Airin mendapatkan kiriman foto-foto Airin semasa kuliah dengan Sandy. Merekapun akhrinya tahu kalau Airin mantan pacar Sandy dan Sandy ingin mereka kembali bersama lagi. Airin tampak kesal ketika teman-temannya menunjukkan dan mengkonfirmasi. Airin lalu mengambil teleponnya dan menelepon Sandy. “temui aku sekarang juga di rooftop” katanya dengan nada tinggi. Semua teman-temannya langsung berhenti heboh,mereka melihat Airin tampak benar-benar marah. Baru kali ini mereka melihat Airin sebegitu marahnya. Padahal selama ini biasanya dia hanya diam,senyum-senyum,tp kini serasa memuncak amarahnya dan tak terbendung. Dia melangkah keluar ruangan menuju ke lantai atas. Tak berselang lama Revan tampak keluar. Ratna yg melihat dan punya perasaan tak enak mengajak Bagus menyusul mereka. Airin sampai duluan,dia sedang menunggu Sandy,dan tak begitu lama muncullah dia. “apa sih maksud kamu dengan memperlihatkan semua foto-foto masalalu kita?bukankan semua sudah jelas,sudah kita putuskan bersama untuk semuanya sudah berakhir seperti permintaan orang tua kamu?kenapa sih kamu masih penasaran sama aku.Harusnya kalau memang kamu masih mau bersama aku,dari dulu kamu mempertahankan,tp kenapa sekarang??kenapa disaat aku sudah melupakan semua,kamu balik lagi dan terus mengganggu hidupku. Kalau aku bisa memilih dilahirkan dari keluarga seperti apa,aku pasti memilih orang tua yg hebat dan kaya raya seperti orang tua kamu,sehingga bisa dengan mudah bisa mengatur perasaan seseorang. Tapi asal kamu tahu,aku tdk pernah menyesal dilahirkan dari papa mamaku dengan kondisi seperti ini “ Revan yg mendengar manjadi sadar,mungkin maksud Airin ingin dikenalkan org tuanya karena takut ditolak seperti yg sudah dia alami. Perasaan Revan jadi menyesal. “aku ngga punya maksud apa-apa,aku cuma pengen mereka tau kalau kamu pernah pacaran sama aku,kenapa kamu jadi marah?lagian kan kamu ngga punya pacar,dan kata teman2 kamu juga kamu ngga pernah terlihat pacaran,wajar dong aku deketin kamu lagi,karena bisa jadi kamu belum bisa melupakan aku,makanya masih sendiri” Airin menghela nafas dengan kesal. “ngga bisa jawab kan? Sudah bisa aku tebak,kamu belum bisa ngelupain aku biarpun sudah 5 thn” kata Sandy dengan bangganya. “aku sudah punya atau belum punya pacar tdk ada urusannya dengan masih suka atau tdk bisa melupakan,tapi aku  ngga suka kamu tunjuk-tunjukin masa lalu kita ke teman-teman aku. Aku pikir kamu sudah dewasa,tapi masih saja kekanak-kanakan” “ kamu juga berubah menjadi arogan dan sombong,tdk seperti Airin yg aku kenal 5 thn lalu,gadis yg lembut dan baik,kenapa kamu sekarang jadi sombong sih”  Airin tersenyum sinis. “aku masih seperti dulu,tapi kamu saja yg sudah tdk mengenal aku,mulai sekarang kita anggap kita ngga pernah kenal saja,hapus semua foto2 itu,aku tdk nyaman,lagian tdk ada faedahnya,aku tetap tdk akan kembali sama kamu” tegas Airin. Sandy sedikit kaget dengan yg dikatakan Airin. “oke,kita lihat saja nanti,aku tdk akan menyerah dan mundur,selama aku melihat kamu selalu sendiri,aku akan tetap mengejar kamu” Sepertinya Revan tdk tahan berada dipersembunyiannya. Dia lalu melangkah menghampiri Airin dan Sandy.Sementara Ratna menahan Bagus yg hendak mengikuti Revan. Revan meraih jemari Airin dan mengajaknya kembali ke ruangan. Sebelum melangkah dia mengatakan sesuatu ke Sandy. “jangan ganggu Airin lagi,dia pacar saya” Sandy tampak tertawa tak percaya. Lalu tangan kanan Revan merogoh saku celana dan mengeluarkan hpnya,membuka lalu menunjukkan foto-foto mereka berdua saat masih berpacaran. Sandy tampak kesal bukan main dan kehilangan akal,dia lalu menonjok muka Revan sampai terhuyung-huyung hampir jatuh,dan ketika mau membalas,Bagus dan Ratna melerai. “cukup,jangan sampai ketahuan sama HR,kalian berdua bisa dikeluarkan dr kantor ini,ini masih area kantor” lerai Ratna. Airin dan Bagus memegang tangan Revan supaya dia tdk membalas Sandy. Sandy tampak kesal lalu pergi meninggalkan mereka. Untung tdk ada yg terluka di wajah Revan dan itu membuat Airin tampak kawatir. “sudah,tenangin dulu kalian berdua,aku sama bagus turun dulu” kemudian Ratna mengajak Bagus turun sambil masih terbengong-bengong. Sambil turun tangga,Ratna meminta Bagus tdk menyebarkan apa yg mereka lihat,terutama soal hubungan Revan dan Airin. Akhirnya Ratna bercerita kalau mereka adalah sepasang kekasih yg sudah putus 1 thn yg lalu tp masih saling menyukai. Bagus mengangguk-angguk. Sampai di bawah temen-temen mereka menanyakan kepada Bagus apa yg terjadi,dan spt biasa,Bagus si pandai mengarang,mengarang cerita yg dramatis dan membuat teman-temannya tampak percaya. Tak lama Airin dan Revan turun.Airin meminta maaf ke teman-temannya membuat suasana kantor jadi tdk nyama,dan teman-temannya bergantian meminta maaf kpd Airin soal foto-foto masalalunya. Suasana kembali normal,tp tidak hubungan Airin dengan Revan. Masih canggung seperti biasa. Sabtu depan kantor tempat Airin bekerja akan mengadakan outing ke pangalengan,jadi menginap sabtu minggu. Mereka sudah sibuk menyiapkan rencana untuk acara di sana. Jumat-Sabtu Revan ada meeting dengan direksi,jadi dia menyusul dengan rekan sesama manager karena kebetulan meeting mereka juga dibandung. Hari yg ditunggu-tunggu tiba. Pagi-pagi sekali mereka sudah siap di kantor. Jam 6 bis berangkat,dan tiba-tiba telpon Airin berdering. Ternyata tante Mariska sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Mama dan adik-adiknya sedang ada di jogja liburan,jadi mamanya meminta Airin yg mengurus dan menunggui tante Mariska di rumah sakit karena anaknya sedang di luar kota. Akhirnya setelah mendapat ijin,Airin turun dr bis dan langsung menuju rumah sakit. Dia buru-buru mencari tante Mariska,ternyata masih di ugd,dan dia langsung mendampinginya. Ternyata beliau terkena asam lambung jadi sempat sesak nafas juga.Airin sedikit lega. Beliau tampak lemah,setelah diinfus,beliau dibawa d ruang perawatan.Beliau meminta maaf karena membuat Airin jadi tdk bisa pergi bersama teman-teman kantornya. Airin tersenyum dan menyakinkan kalau dia baik-baik saja.
Sementara itu sesampainya teman-teman airin di bandung ternyata Revan sudah lebih dulu sampai di tempat acara. Dia tampak mencari-cari Airin lalu menanyakan pada Ratna,dan Ratna menceritakan kronologisnya. Revan lalu meninggalkan mereka dan kemudian menelpon Airin. “Rin,gimana keadaan tante kamu?baik2 saja kan?” “iya pak,sudah ditangani dengan baik,mohon maaf ya pak,saya ngga bisa mengikuti acara,karena tante sendirian,mama dan adik2 saya sedang ke luar kota,anaknya tante juga lagi ke luar kota.” “ok ngga apa2,kamu jg jaga kesehatan ya” “iya pak,terimakasih”
“siapa Rin,atasa kamu itu ya?” Airin tersenyum. “iya tante” “gmn perkembangannya?kamu kan masih suka,kenapa ngga ngajak balikan saja?” Airin tersenyum “saya tdk terlalu berharap kok tan,meskipun dia udah putus sama pacarnya,saya jalani saja,saya juga sudah mulai nyaman dengan kesendirian saya”
malam itu Airin tidur di rumah sakit. Sekitar jam 8 malam telpon tante Mariska berbunyi,ternyata dr anaknya. “ya sayang,gmn meetingnya?sudah beres??” “udah ma,ini lanjut ada acara gathering kantor,mama di mana?lagi apa?sudah makan belum?” “maaf ya sayang,mama ngga ngabarin kamu,mama td pagi kambuh asam lambungnya sampai ngga bisa nafas,sekarang mama di rawat di rumah sakit,tp kamu ngga usah kawatir,ada Ririn,anaknya temen mama yg suka mama ceritain ke kamu,dia yg ngurusin dan nungguin mama” Tante Mariska menatap Airin sambil tersenyum. Airin pun tersenyum. “ya udah ma,aku langsung pulang saja sekarang,biar besok pagi bisa gantiin anak teman mama” “ngga apa2 nak,paling besok siang mama bisa pulang”
“Ratna,aku pulang sekarang ya,mamaku sakit,ngga enak sama yg nungguin,anaknya temen mama” “oh gitu pak,ok kalo begitu,hati2 pak”  Revan segera pulang. Tengah malam dia baru sampai dan langsung ke rumah sakit tempat mamanya dirawat. Alangkah terkejutnya dia melihat siapa yg ada di ruangan. Ternyata Ririn yg biasa diceritakan mamanya adalah Airin. Entah suatu kebetulan atau apa,yang pasti membuat Revan bahagia dan berdebar2 jantungnya lebih cepat dari biasa. Dia tersenyum bahagia. Dia urungkan niatnya untuk masuk. Dan dia menunggu di luar sampai pagi tiba. Saat Airin keluar mencari sarapan,Revan masuk ke ruang rawat mamanya. Dia memeluknya. “mana Ririn ma?”tanyanya pada mamanya. “oh,sedang keluar cari sarapan,paling ngga lama dia balik lagi,dia bilang mau dibungkus aja,biar makannya sambil nemenin mama katanya,semoga mama dpt menantu kayak dia” “aminn” kata Revan sambil tersenyum. Ketika Airin hendak masuk dan mendengar suara percakapan di dalam,airin melihat dari kaca dan terkejut melihat siapa yg ada di dalam. Lemas seluruh badannya. Dia tak sanggup melangkah masuk ke dalam. Rasanya kacau semuanya. Dia hanya berdiri terpaku di samping pintu. Karena dirasa cukup kelamaan,Revan keluar. Dilihatnya Airin hanya terdiam samping pintu. “hai,kenapa diam saja?kenapa ngga masuk?” Revan berbicara agak berbisik. Dia tahu,Airin pasti kaget,dia tak mengira siapa anak ibu Mariska,itupun yg sebelumnya dirasakan Revan. Dia tahu pasti Airin sedang bingung dan canggung. Revan mengambil langkah dan menariknya keluar. Sebelum Revan berbicara,Airin mendahuluinya. “maaf pak,saya betul-betul minta maaf,saya benar-benar ngga tahu kalau Tante Mariska adalah ibunya Pak Revan,saya tdk punya maksud apa-apa dengan menjaga beliau,saya minta maaf membuat semua menjadi tdk nyaman seperti ini” Airin berkata sambil tertunduk lesu. Revan lalu mendekatinya dan memeluknya. “ngga apa2 Rin,justru aku yg bersyukur dan berterimakasih kalau kamu yg menjaga mama,aku ngga masalah,dan justru malah senang kamu sudah mengenal mama dan sangat akrab dengan beliau” kemudian Revan melepaskan pelukannya. Revan mengajak Airin duduk di bangku dan berhadap-hadapan. Revan menggenggam kedua tangannya,lalu menatapnya dengan rasa sayang. “Rin,aku yg seharusnya meminta maaf,aku sudah mutusin kamu tanpa bertanya dulu,dan sekarang aku paham kenapa kamu ingin dikenalkan dengan orang tuaku.Ternyata kita punya masalah yg sama,dan aku sungguh menyesal kenapa aku begitu gelap mata,tanpa berpikir panjang alasan kamu,tiba2 memutuskan kamu,aku sungguh menyesal. Rin,aku sebenarnya takut waktu kamu ingin aku mengenalkan org tuaku.Aku sungguh takut kamu akan meninggalkan aku setelah tahu siapa orang tuaku. Mungkin mama sudah cerita,kalau beliau hanyalah istri ke 2.Aku benar2 kalut waktu itu sehingga tanpa pikir panjang mutusin kamu. Aku sungguh2 menyesal. Dan juga,aku sebenarnya dan sisy tdk benar2 pacaran,dia sebenarnya saudara sepupu aku yg kebetulan diterima kerja di kantor kita. Aku sengaja melakukan itu untuk membuatmu cemburu,karena aku ingin tau apakah kamu masih memiliki pesasaan terhadapku.Maaf ya Rin” Revan memohon. Airin tersenyum. Dia tidak berkata apa-apa. Hanya sesekali menghela nafas dan kemudian air matanya mulai menetes. Revan menggenggam tangannya lagi,dia memohon maaf lagi. Sepertinya penyesalannya begitu dalam. Tapi sepertinya Airin pun terluka. Dia begitu memendam rasa cintanya yg masih sama selama 1 thn ini. Dia juga sangat malu untuk bertemu tante Mariska,karena selama ini dia tau betul ceritanya. Dan ternyata org yg masih dicintainya adalah putranya. “Aku ngga tau mesti bagaimana,aku malu ketemu tante Mariska,aku ngga enak” kata Airin sambil terisak. Revan memeluknya untuk menenangkan. “udah,ngga apa2,kita temui mama dulu,ngga enak kita udah ninggalin terlalu lama” kemudian mereka berdua bergegas ke kamar mamanya Revan.
“aduh,kalian kemana aja,kok lama sekali” tante Mariska tampak panik. “ngobrol di depan tante” Airin menjawab tampak kikuk. Sementara Revan tersenyum-senyum tampak bahagia. Tante Mariska melihat keanehan senyum Revan. “ada apa ini?rupanya kalian sudah saling kenal?” tanyanya. Airin tersenyum tersipu. “ini atasan yg saya ceritain ke tante” jawab airin sambil menunduk malu dan disaat yg sama Revan juga menjawab pertanyaan mamanya “dia cewek yg 3 tahun terakhir ini aku sukai ma”
Mama Revan tertawa. Dia ngga percaya sekaligus bahagia. Dia tertawa lagi sementara Revan dan Airin tampak tersipu malu. Sejak saat itu Revan dan Airin kembali bersama dan bahagia. Selesai



selesai 03 juli 2020