Kamis, 18 Oktober 2018








Hai hai hai........perkenalkan...ini keluarga kecil saya..
Saya hanya seorang wanita biasa,dilahirkan dari keluarga yg biasa,yg akhirnya menjadikan saya anak broken home,tp bahagia (sampai sekarang tentunya 😀)
Saya memiliki seorang suami (tentu satu2nya dan sampai maut memisahkan kami) dan 2 orang putra yg dua2nya sangat tampan tentunya.Dan saya sangat bersyukur dengan hal tersebut.

Saya wanita yg bekerja di sebuah perusahaan yg bergerak di bidang food & baverage,tepatnya distribusi,selama 18 tahun dr usiaku yg hampir 22 thn saat itu sampai sekarang.Dunia kerja yg saya geluti saat ini didominasi kaum adam alias laki-laki hampir 90 %.Yaahhh...apalagi selama 6 tahun belakangan ini saya menjadi staff satu2nya perempuan di depo tempat dimana saya bekerja. Bekerja dengan hampir semua karyawan laki-laki membuat saya seperti laki2 juga.Dan yang paling saya syukuri,selama 18 tahun bekerja saya  tdk pernah 1x pun terlibat affair ataupun punya hati terhadap salah satu dari rekan2 kerjaku (amit2 jangan sampai ya 🙅) Saya memang orang yg cuek,saya  ngga pernah memperhatikan satu persatu mereka.Karena bagi saya cukup,kita hanya teman 1 perusahaan yg sama2 berjuang mencari nafkah untuk kelayakan kehidupan kita.

Kenapa saya  menulis ini,perlu sahabat ketahui,jangan suka salah sangka kalau tidak benar2 mengenal saya. Saya itu kalau berteman tulus dan apa adanya,saya memilih, memilih dalam artian saya akan memilih teman yg tulus juga (bisa saya nilai),teman yg membawa pengaruh positif,teman yg mensuport saya,teman yg menerima saya spt ini adanya,teman yg nyambung dan asik diajak ngobrol apa saja dan pasti teman yg tidak memanfaatkan saya. Dan saya paling benci kalau ada teman yg mau berteman hanya karena materi yg kita miliki.Selalu membicarakan materi membuat saya sangat risih.Kadang saya berpikir,kenapa ya kok ada orang yg bertanya2 mendetail soal materi seseorang,itu membuat saya benar2 merasa  hilang selera berteman. Saya juga benci teman yg suka mencibir keadaan org lain,padahal keadaannya sendiri sama saja.Hemmm...bikin hilang selera.Saya suka aneh,di usia yg ngga muda ini kok masih ada orang dewasa yg sikapnya seperti itu. Satu lagi ...saya akan menghindari teman yg suka main hati. Ini yg paling ngeri.Mohon maaf,saya tidak cemburu sama sekali,saya menghindari teman2 spt ini bukan karena saya iri,tapi jujur saja,saya merasa jijik. Teman sama2 memiliki keluarga,tp masih main hati karena rasa penasaran ( cinta lama belum kelar ) hemmmmm,dan menuduh saya cemburu karena menjauhi itu...Halooo...Haiii....mas...mbak...maaf saya tidak cemburu.Tapi saya harus menjauhkan diri dari kalian dari hal2 yg akan merusak hati dan masa depan sebuah keluarga.Saya tidak perlu melibatkan diri karena saya pikir usia kita sudah hampir bahkan sudah kepala 4.Bukan usia untuk dinasehati.

Saya sangat mencintai suami saya,dan masih suka bergetar bila teringat dirinya.Saya sangat menghargai sebuah pernikahan karena saya sudah melihat kegagalan orang tua saya.Belajar dari itu semua,saya sangat ingin menjaga cinta saya terhadap suami saya,saya ingin keluarga saya utuh sampai pada waktunya maut yg memisahkan..Saya selalu belajar (sampai sekarang) menjadi pasangan yg baik,jadi orang tua yg baik.Pengalaman buruk di masa kecil karena hilangnya kasih sayang dr orang tua yg utuh membuat tekad saya utuh untuk selalu menjaga pernikahan kami,menjaga keluarga kami.Itulah sebabnya saya sangat sangat membeci dan menjauhi orang2 yg suka main hati.

💋💋💋💋


Kamis, 20 September 2018

ISTRIKU


Hari itu adalah hari yang dianggap hari awal kesialan bagi hidup Dimas.Bagaimana tidak,hari itu adalah hari pertemuan keluarganya dengan keluarga calon istri yang dijodohkan untuknya.Hal itu merupakan tradisi dalam keluarganya.Kakak-kakak Dimas juga semua menikah dengan perjodohan.Yang membuat Dimas merasa berat adalah karena dia sudah memiliki kekasih.Berbeda dengan wanita yang akan dijodohkan dengannya,dia tampak tenang dan sepertinya sangat siap dengan hal perjodohan tersebut."Nah..Laras..ini perkenalkan anak bungsu om yang nantinya akan menikahi kamu..namanya Dimas"ayah Dimas mengenalkan.Laras mengulurkan tangannya ke arah Dimas dan Dimas menjabat tangannya.Senyum Dimas tampak kaku dan Laras merasakan hal itu.Dia sudah merasa kalau Dimas seperti orang yang terpaksa."Dimas..2 hari ini Laras akan menginap di rumah kita,nanti kamu ajak jalan-jalan sekalian perkenalanlah buat kalian"kata ayah Dimas.Kebetulan hari itu adalah malam minggu dan Dimas ada janji dengan pacarnya.Kesempatan itu dipakainya untuk mengajak Laras bertemu dengan pacarnya.Harapannya dengan pertemuannya itu,membuat Laras menolak perjodohan itu.Laras adalah wanita yang sederhana namun anggun.Berbeda dengan kekasih Dimas yang terlihat berkelas dalam penampilan."ini kenalin pacar aku..Sarah..kami sudah pacaran 1 tahun ini"kata Dimas mengenalkan Sarah pacarnya.Laras mengulurkan tangannya berjabatan dengan Sarah.Sarah sepertinya seumuran dengan Dimas dan dia seperti sangat menguasai Dimas."Jadi kamu calon istri Dimas?tolong ya..kamu bilang ke orang tua kamu..batalin perjodohan ini.Dimas sama aku sudah 1 tahun lebih berhubungan.Kita sama-sama perempuan..aku pengen kamu bisa mengerti perasaan aku"katanya pada Laras.Laras hanya terdiam.Dalam perjalanan pulang menuju rumah Dimas,Laras memberanikan diri untuk berkata pada Dimas soal Sarah."Mas,tadi mbak Sarah memintaku untuk membatalkan perjodohan ini." "Ya sudah..batalkan saja"Dimas menanggapi perkataan Laras dengan dingin."Sejujurnya...aku tidak masalah seandainya tidak dijodohkan denganmu mas.Tapi masalahnya orang tua kita sudah jauh-jauh hari mempersiapkan semua ini.Dari lulus sma orangtuaku sudah mewanti wanti supaya aku tidak dekat dan bahkan pacaran dengan orang lain dengan alasan seusai kuliah aku harus menikah denganmu.Aku tau ini terlalu kuno untuk ukuran kita yang notabene anak-anak jaman sekarang.Tapi aku ngga berani melawan,bahkan menolak,karena aku pikir orang tua kita tidak akan menjerumuskan kita.Dan satu hal,aku tidak menentang karena ini bagian dari balas budiku terhadap orangtuaku.Mereka sudah membesarkan aku dan memberikan semua fasilitas yg aku perlu.Jadi tidak ada alasan untuk aku menolaknya.Aku tahu mas Dimas tidak nyaman dengan hubungan ini.Jadi menurutku,yg pantas membatalkan perjodohan ini adalah mas."Dimas menghentikan mobilnya."Apa kamu bilang?mesti aku?hah..bilang saja kalau kamu memang menginginkan semua ini" Laras tersenyum.Dimas merasa aneh."kenapa kamu malah tersenyum?"tanyanya pada Laras. "Bukan masalah ingin atau enggak mas..kan dari awal aku udah bilang,kalopun ngga dijodohin sama mas..aku ngga masalah.Cuma aku ngga punya alasan untuk menolak ini..makanya aku nyuruh kamu mas.Kamu yg punya alasan kuat untuk membatalkan perjodohan ini,karena kamu yang sudah punya kekasih.Aku yakin..kalau mas Dimas mau bilang ke orang tua mas dengan alasan yg benar2 menyakinkan pasti orang tuaku juga tidak masalah.Kami pihak perempuan mas,jadi ngga ada alasan untuk menolak.Kalau memang mas Dimas mencintai mbak Sarah,dan menginginkannya jadi pasangan hidup,ya perjuangkan mas.Jadi bukan aku yg memperjuangkan."jelas Laras.Dimas seperti merasa tersambar petir mendengar perkataan yg terakhir dr Laras.Dia membatin ada benarnya perkataan Laras.Tapi entah kenapa sepertinya dia tidak punya keberanian itu.Sampai di rumah Dimas benar-benar merenung.Tapi seperti ada keraguan untuk mengutarakan pada ayahnya.Keesokan harinya setelah Laras dijemput orang tuanya,Dimas dipanggil ayahnya.Mereka ngobrol dari hati ke hati."Dimas..papi ingin kamu menikahi Laras.Dia gadis yang sangat baik.Papi yakin dia akan menjadi pendamping yang setia buat kamu.Anaknya ngga neko-neko.Papi sudah sangat mengenalnya.Papi nggak mau kamu seperti anak teman papi.Menolak pernikahan tiba-tiba dan menggandeng wanita lain yang belum benar-benar dikenalnya.Kamu tau akibatnya?sekarang teman papi sakit parah,perusahaan hancur karena menantunya.Rumah tangga anaknya kandas karena ditinggal istri yg dipilihnya tanpa tahu asal usul yang sebenarnya."Jantung Dimas berdetak lebih keras.Dia jadi mengurungkan niatnya untuk membatalkan pernikahan itu."Teman papi nggak cuma hancur usahanya,persahabatan dengan temannya pun hancur.Anaknya tidak dapat membantu.Makanya papi pengen kamu tidak seperti itu.Sekalipun papi tahu kalau kamu tidak punya pacar.Papi cuma takut kamu tiba-tiba menolak,padahal kamu tahu di kluarga kita tradisi kan seperti itu dari kakek buyutmu.Papi berharap kamu bisa belajar mencintai Laras.Seperti papi dulu mencintai mamimu.Dan kami bisa bersama sampai sekarang.Memang tidak mudah,dan semua butuh proses.Papi pikir kamu sudah dewasa,kamu pasti bisa mengatasi ini semua" papi menepuk bahu Dimas seraya meninggalkannya.Dimas merenung.Sudah tidak ada jalan untuk menolak perjodohan ini.Apalagi Sarah yang dikenalnya 1 tahun belakangan ini emang Dimas belum tahu seutuhnya dia siapa.Karna Sarah tinggal sendiri di kota ini,orangtuanya diluar kota,dia anak tunggal,dan hanya itu yang dia tahu.
Sore itu sepulang kantor Dimas menyempatkan menjemput Sarah dikantornya.Dimas ingin membicarakan tentang perjodohan dirinya."Apa?kalian nggak bisa membatalkan perjodohan itu?"Sarah tampak kecewa."Aku nggak mau pisah dari kamu Dimas,aku nggak bisa"Sarah menangis.Dimas memeluknya."Aku dan Laras tidak bisa berbuat apa2 Sarah.Apalagi papiku sungguh2 menginginkan itu.Dan seandainya aku menolak,aku tidak akan bisa bekerja di kantor aku ini.Aku harus meninggalkan kantorku dan aku harus cari sendiri lagi pekerjaan."Dimas mencoba menjelaskan.Sarah tampak terperangah."Tidak tidak tidak...kamu nggak boleh keluar dari kantor kamu.Aku tahu kamu sudah membangun semuanya dengan tidak mudah.Okelah aku harus mengalah,tapi kamu harus janji,kalo kita harus tetap bersama.Aku mau setelah 1 tahun menikah,kamu harus ceraikan Laras supaya kita bisa menikah,oh ya..aku mau kamu tidak menyentuhnya selama pernikahan kalian itu,supaya dia tidak punya anak dan kamu punya alasan untuk menceraikan dia."Sarah memberi saran yang sedikit mengancam.Dimas tampak bingung."Ya sudah terserah kamu saja,asal jangan sampai ketahuan saja hubungan kita dibelakang oleh kluargaku.""oke..deal"Sarah tersenyum puas.
Hari yang ditunggupun segera tiba,pesta pernikahan.Pesta pernikahan yang megah karena ini pesta terakhir bagi pihak mempelai pria dan pesta pertama untuk mempelai wanita.Acara sangan meriah.Tamu-tamu yang datang kebanyakan dari kalangan atas,karena mempelai adalah putra putri dari pemilik sebuah perusahaan besar dan ternama.Laras tampak cantik dan anggun.Dia selalu tersenyum ramah kepada setiap tamu.Sementara Dimas,kebahagiaannya tampak dipaksakan.Setelah pesta usai mereka menolak untuk pergi bulan madu,karena Dimas beralasan banyak proyek yang harus segera dia selesaikan.Mereka segera pindah dan menempati rumah baru mereka sendiri."Besok ada art baru dirumah kita,mami yang carikan,dia akan tinggal disini bersama suaminya yang sekalian jadi supir pribadi kamu.Nanti juga akan ada penjaga rumah.Baik-baiklah dengan mereka.""Iya mas"sahut Laras.Dimas masih tampak dingin seperti saat pertama bertemu.Saat mereka akan pergi tidur,Dimas mengambil selimut dan bantal."Mas,mau tidur dimana?"tanya Laras keheranan."Aku tidur disini saja,sudah kamu tidur di situ" kata Dimas seraya merebahkan tubuhnya di sofa yang ada didalam kamarnya.Laras hanya terdiam.Dia tidak mau banyak bicara karena takut menimbulkan keributan.Yah..akhirnya mereka tidur di dalam 1 kamar tetapi tidak dalam 1 ranjang yang sama.Dalam pernikahan mereka tidak ada malam pertama yang indah sampai hari ke 7 itu.Pagi-pagi Sarah sudah bangun,dia pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk suaminya.Hari ini adalah hari pertamanya bekerja kembali setelah cuti pernikahan selama 1 minggu.Sarah menyiapkan segelas susu dan sesisir roti tawar dengan selai kacang kesukaan Dimas seperti yang dia ketahuinya  dari ibu Dimas.Memang sebelum menikah,orang tua Dimas banyak memberitahu apasaja yg Dimas suka dan biasa dia lakukan.Setelah selesai menyiapkan sarapan,dia menyiapkan pakaian dan sepatu Dimas.Setelah selesai mandi Dimas sedikit terkejut karena pakaian untuknya kerja sudah disiapkan beserta dasi,kaos kaki dan sepatunya.Begitu rapi dia melihatnya.Setelah selesai,dia turun ke bawah dan di meja makan sudah tersedia sarapan.Tapi Dimas mengurungkan niatnya untuk memakannya.Dia berpikir kalau dia makan,Laras pasti akan senang,dan dia nggak mau itu terjadi.Dimas segera melangkah keluar,dan berpapasan dengan Laras."Mas,nggak sarapan dulu?aku sudah siapkan."katanya lembut."Nggak usah,aku buru-buru" "ya sudah" jawab Laras sambil memegang tangan Dimas dan menciumnya.Dimas buru-buru keluar rumah dan mengajak supirnya bergegas ke kantor.
Hari berganti hari dan tak terasa 1 bulan sudah mereka menikah.Seperti hari-hari sebelumnya Laras menyiapkan keperluan kerja Dimas termasuk menyiapkan sarapan.Tapi selama itu juga,Dimas tak pernah menyentuh sarapan ataupun makan malam yang sudah Laras siapkan.Dan ternyata,Dimas masih tetap berhubungan dengan Sarah.Seperti sore itu sepulang mereka dari kantor mereka melewatkan makan malam bersama.Sementara di rumah Laras setia menunggu suaminya untuk makan malam.Dimas dan Sarah tampak bahagia malam itu."Dimas kamu inget pesen aku kan soal Laras?""Apa ya?"Dimas tampak berfikir."Itu..kalian tidak melakukan sesuatu kan dimalam pengantin?"Sarah menegaskan."ooohh"Dimas lalu tertawa."Kok malah tertawa sih"kata Sarah manja sambil menggandeng lengan Dimas."Ingetlah sayang..aku juga tidurnya di sofa.Sakit nih badanku""Apa?tidur di sofa?nggak bisa nggak bisa...kamu yang punya rumah,kamu yang berkuasa di rumah itu.Pokoknya malam ini kamu yang harus tidur di tempat tidur,Laras yang di sofa.Kamu harus foto dan kirim ke aku"Sarah mengingatkan."ya oke oke"Dimas menyanggupi.Malam itu Dimas betul-betul melakukan yang Sarah minta.Dimas seperti tak punya hati melakukan semua itu.Dia benar-benar tega dengan istrinya.Dan mulai malam itu Laras tidur di sofa,sementara Dimas tidur di tempat tidur.Tapi Laras benar-benar sabar.Dia tetap melakukan pekerjaannya seperti pertama dia menempati rumah itu.Selalu bangun pagi untuk menyiapkan segala keperluan Dimas,sekalipun ada asisten rumah tangga di rumahnya.Memang Dimas merasa setelah menikah,dia lebih baik,karena tidak  perlu pusing menyiapkan pakaian untuk ke kantor.Ketika dia bangun pasti semua sudah tersedia.Tapi ada yang sengaja dia tidak lakukan,yaitu tidak makan makanan yg sudah disiapkan Laras.Dia sengaja melakukan semua itu.Dia hanya ingin tahu,sekuat dan setahan apa dia menghadapinya.Tapi bagaimanapun,Laras adalah wanita yang kuat dalam prinsipnya.Dalam hati dia berjanji akan tetap mempertahankan rumah tangganya apapun yang terjadi.Dia berjanji untuk membahagiakan orang tuanya.
Hari berganti hari..Dimas tetap dingin.Laras tidak begitu mempedulikan apa yg Dimas perbuat.Dia berusaha tetap tenang agar tidak ada keributan dlm rumah tangga mereka.Dibulan kedua pernikahan mereka,Laras membuat kegiatan baru supaya dia tidak bosan.Pagi2 sekali dia bangun lalu lari pagi keliling kompleks.Sepulangnya dr lari pagi dia menyiram bunga,kemudian menyiapkan sarapan buat suaminya meski tak pernah sekalipun disentuhnya.Dalam batinnya ada perasaan sedih,ada luka yang perih di hatinya.Tapi dia sadar,kalau itu semua adalah ujian yg harus dilaluinya.Dengan setiap hari dia olahraga,Laras jadi kenal dengan tetangga2nya di komplek.Mereka mulai akrab dan sering ngobrol satu sama lain.Suka belanja sayuran di tukang sayur yg biasa lewat komplek tersebut.Jadi hari hari Laras tidak begitu sepi.Bulan ke 3 tetangga mulai mengajak Laras untuk arisan bersama.Laras ikut tetapi dia mau kalau arisan diadakan diluar rumah.Dia sangat menjaga supaya tidak terjadi hal hal yg tdk diinginkan.Dan anehnya para tetangganya menyetujuinya.Kini hidup Laras jadi berwarna meski kehidupan rumah tangganya sangat menyedihkan.Tapi dia selalu bersyukur ada orang orang disekitarnya yg begitu baik dan perhatian padanya,itulah yg membuat Laras menjadi wanita yg kuat.
6 bulan sudah pernikahan Laras dan Dimas berjalan.Sama sekali tdk ada tanda tanda perubahan pada Dimas,dia tetap cool,tak peduli dengan Laras dan kehidupan sehari2nya,seperti biasa..dia hanya pulang malam untuk tidur dan pagi pagi segera pergi ke kantor.Selama 6 bulan pula,Dimas tak pernah sekalipun menyentuh makanan ataupun minuman yg Laras buat.Siang itu Laras mengajak bu Sum art dirumahnya untuk belanja bulanan ke supermarket.Tiba seseorang di kursi roda menghampiri Laras.”Laras..”sapanya.”Hani??Ini Hani kan?” lalu Laras memeluk wanita yg ada di kursi roda tersebut sambil meneteskan air mata.”Hani..kemana aja kamu,knp ngga pernah kontak aku,aku kangen sekali sama kamu” kata Laras lagi sambil tetap memeluk wanita yg bernama Hani itu.Setelah itu Laras melihat laki2 yg mendorong kursi roda Hani.”Mas Adreas ??Apa kabar??” “Baik Laras..gmn dengan kamu?Sudah menikah?”tanyanya pada Laras. “Sudah mas.Tapi ngomong2 kok kalian ada di kota ini?”tanya Laras penasaran.Akhirnya Hani dan Andreas mengajak Laras mampir ke rumahnya.Mobil Laras mengikuti mobil Hani.Mereka masuk ke sebuah rumah yg cukup besar dengan halaman luas dan sejuk.Didepan terdapat papan nama “PANTI ASUHAN KASIH”.”Nah,inilah rumah kami selama 2 thn ini.Setelah Hani melahirkan anak kembar kami,Hani mengalami kelumpuhan,jadi aku putuskan kembali ke Indonesia dan mengelola panti asuhan ini.Ini anak kami..umurnya sudah 2 thn..yg lelaki bernama Alden dan yg perempuan bernama Alya.Nah,kamu sendiri gimana bisa sampai disini?” setelah mas Andreas cerita gantian Laras yg cerita. Hani adalah sahabat dekat selama di sma,setelah lulus mrk masih sempat kontak2an,tp setelah setahun ternyata Hani pindah ke luar negri dan menikah dengan mas Andreas,dan kehilangan kontak dengan Laras.Hari itu rasanya Laras sangat bahagia,bisa bertemu sahabat baiknya di kota tempat tinggalnya yg baru.Sedikit terlupakan kesedihan yg dialaminya atas pernikahannya dengan Dimas.Laras sangat bersyukur melihat kebahagiaan Hani sahabatnya.Dalam kondisi seperti itu,suaminya sangat peduli dan menyanginya serta anak2nya.Hari berganti hari,minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan.Tidak ada yg berubah dlm kehidupan rumah tangga Laras,tetap dingin seperti biasa.Hari itu adalah ulang tahun pernikahannya yg ke 1 thn.Tidak ada yg spesial.Orang tua laras menelpon pagi2 untuk mengucapkan.Orang tua Dimas dan kakak2nya pun rame2 menelpon Laras.Menanyakan ada pesta apa enggak,mau kado apa dan sebagainya.Jujur,Laras merasa sangat terpojok,sangat bingung untuk menjawabnya.Karena Dimas benar2 tidak peduli.Akhirnya Laras mengatakan karena kesibukan suaminya,dia akan merayakan ulang tahun pernikahannya di panti asuhan tempat temannya.Dan orang tua Dimas sangat setuju.Laras merayakan ulang tahun pernikahan tanpa suaminya di tempat Hani,dan dari situ Hani merasakan kalau ada yg tidak beres dengan pernikahan Laras.Meskipun terasa berat,akhirnya Laras tdk bisa menahannya,dia ceritakan semua ke Hani.Hani memeluknya dengan erat,membiarkan Laras menangis,menumpahkan rasa yg selama 1 thn dipendamnya.Hani tau,itu bukanlah perkara yg mudah untuk diselesaikan,dia juga paham kenapa Laras memendamnya sendiri sampai sekian lama.Sebenarnya ada rasa geram juga buat Hani,ada yg tega terhadap sahabatnya sampai seperti itu.Tapi apa boleh buat,dia tidak bisa berbuat apa2,dia hanya mampu memberi support buat Laras,menemaninya,dan menghiburnya...hanya itu yg bisa dia lakukan.Satu hal yg Laras tdk ketahui,ternyata keluarga Dimas sudah mengetahui apa yg terjadi,tp mereka belum bertindak,mereka tau perbuatan Dimas,tp mrk masih mengawasi dan belum bertindak.Orang tua Dimas selalu perhatian thd Laras,begitupula 2 kakaknya dan keponakan2nya amat dekat dengan Laras.Malam itu mereka menginap di rumah Laras,mereka sadar ada kekakuan dalam hubungannya Laras dan Dimas.”Tante..aku mau tidur sama tante ya..”pinta Leoni keponakannya yg paling besar yg sudah kelas 1 sma.”Iya,boleh,pasti mau curhat2an lagi nih..”goda Laras.Malam itu keponakan2 Laras dr keluarga Dimas tidur di kamar mereka,mereka sudah dekat dengan Laras,suka cerita2 tentang kesehariannya.Meski jarang bertemu,mereka sering komunikasi via telpon.Jadi tidak heran jika mereka sangat dekat.Hal itu menambah kebahagiaan tersendiri buat Laras.
Hari-haripun berlalu,dan tak pernah ada perubahan sedikitpun.Masih seperti biasa.Laras dan Dimas masih hidup masing2.Dimas masih berhubungan juga dengan Sarah pacarnya.Sore itu kebetulan Dimas pulang lebih awal,dia pergi ke kosan Sarah sambil membawa hadian kejutan.Saat sampai di kosan,Dimas agak aneh,karena pintu kosan terbuka sedikit dan di depan pintu ada sepatu laki-laki.Dimas menerobos masuk dan alangkah terkejutnya dia melihat Sarah sedang bermesraan dengan seorang lelaki dan mereka setengah telanjang.Dimas lalu membanting tas kecil hadiah yang akan diberikan ke Sarah.Dia sangat marah,sangat kecewa.Sarah berusaha mengejar Dimas,tp amarah Dimas sepertinya sudah membuncah.Dimas telpon supir pribadinya untuk menjemputnya di sebuah cafe.Dimas meluapkan amarahnya dengan minum alkohol.Karena tidak biasa,dia langsung mabuk berat.Pak Wardi supir pribadinya segera membawanya pulang ke rumah.Sesampainya di rumah Bu Sum dan Laras langsung membantu pak Wardi memapah Dimas.Tiba2 Dimas muntah2,setelah itu Laras berusaha membantunya berjalan ke kamar,tp Dimas malah mendorongnya sehingga Larah terjerembab ke meja dan dahinya membentur meja sehingga tampak memar.Akhirnya pak Wardi dibantu pak Dede supir rumah sekaligus suami bu Sum membawa Dimas ke kamar di lantai 2.Sesampai di kamar,Laras lalu mengelap badannya,mengganti bajunya,dengan penuh kasih sayang.Biarpun Dimas sudah mengabaikannya,tp dia tetap berperan sebagai istri yg baik.Tiba2 Dimas menariknya,memeluknya,menciuminya,membuat Laras sangat kaget.Dlm keadaan seperti itu,Dimas menyebut2 nama Sarah.Betapa perihnya perasaan Laras,krn Dimas beranggapan orang yg dipeluknya adalah Sarah.Malam itu mereka tidur seranjang,dan dalam kurun waktu hampir 3 thn,br malam itu dan itupan karena Dimas sangat mabuk karena alkohol.Tapi yang masih disyukuri Laras,mereka tdk melalukan hubungan layaknya suami istri,karena kalau sampai terjadi,dia yakin Dimas tak akan mengingatnya,dan itu berbahaya.Pagi2 sekali sebelum Dimas sadar kalau mereka 1 ranjang,Laras cepat2 bangun dan segera pergi ke dapur.Bu sum sudah bangun dan menanyakan keadaan Laras.Yah,bu Sum sangat perhatian terhadap Laras,layaknya anak sendiri.”Saya baik2 kok bu Sum,ini juga tinggal memarnya aja,ngga apa2..mas Dimas jg langsung tidur semalam,dia ngga macam2 kok.”Cerita Laras.Bu Sum tampak menghela nafas lega.Setelah memasak Laras kembali ke kamar membangunkan Dimas.”Aku masih mau tidur,aku ngga akan pergi kerja hari ini,jd ngga usah siapin pakaian,trus kalau ada telpon,tolong diangkatin” kata Dimas ke Laras.Kurang lebih jam 9 Dimas baru bangun.Dia turun ke bawah,dan ini baru pertama kalinya dia minum susu buatan Laras setelah pernikahan yg hampir ke 3 tahun.”Itu kepala kamu kenapa?”tiba tiba Dimas bertanya ke Laras.Bu Sum yg langsung menjawab dengan raut yg kesal.”bapak ngga inget?itu kan akibat dorongan bapak semalem,ibu jadi terjatuh dan kepalanya terantuk meja”Laras lalu memegang tangan bu Sum.Dimas hanya terdiam.Sejak kejadian itu Dimas mulai ada sedikit perubahan.Sepertinya hubungannya dengan Sarah sudah berakhir.Mereka masih tidur terpisah,tapi kali ini dia meminta Laras yang tidur di tempat tidur,dia yg disofa.Hubungannya juga terasa masih sangat kaku,cuma sekarang Dimas sudah mau makan sarapan yg dibuat Laras.Hanya sebatas itu perubahannya.Tiba2 sore itu Dimas pulang masih sore.Laras dirumah masih ngajarin anak2 tetangga mengerjakan PR dan belajar bersama.Ternyata selama ini setiap senin sampai Jumat,Laras selalu mengajak anak2 dr komplek perumnya untuk belajar di rumahnya.Selain itu,Laras suka menyiapkan camilan yg dia buat sendiri untuk anak2 tersebut.Laras tampak kaget Dimas masih jam 5 sore sudah pulang.Segera setelah mencium tangan Dimas,Laras bergegas menghampiri Dimas yg langsung ke kamar. “Maaf ya mas,banyak anak2 disini,aku ngga tau kalau mas bakalan pulang sore,aku juga belum masak,habis ini mereka pulang,aku trus masak” kata Laras menjelaskan. “Ngga usah masak,kita makan di luar aja “ balas Dimas sambil membuka dasinya. “Aku minta maaf mas,karena ngga pernah bilang bawa anak2 tetangga kita belajar di rumah”Laras tampak ketakutan. “Iya,ngga apa2,aku ngga masalah kok” “Trimakasih mas” Laras bergegas keluar kamar dan turun menemui kembali anak2 dan Dimas mengikutinya.Laras ke dapur dan mengambil puding dari kulkas yg sudah dia siapkan buat anak2 tersebut. “Nah..sebelum pulang,ini pudingnya dimakan dulu” katanya pada anak2 tsb.Mereka berlarian kecil mengambil puding yg sudah dibuat di cup2 kecil tsb. “Tante...Via bawa pulang 1 ya buat adik...” salah 1 anak meminta. “Iya ngga apa2,itu kan ada jatahnya buat Valen juga. “Makasih tante Laras..eh iya..om..om..kok tadi waktu pulang tante Laras kan cium tangan,kalo papa aku biasanya terus cium pipi mama...kok omnya enggak?” Muka Laras tampak memerah.Dimas hanya terdiam.” Omnya malu kalo ada anak2 banyak begini”kata Laras. “Ya udah gih,kalian pulang,sampai ketemu besok sore ya..”Laras menyuruh mereka pulang.Malam itu mereka keluar makan malam bersama untuk pertama kalinya dlm pernikahan mereka yg hampir 3 tahun.Suasana tampak kaku,seperti orang yg baru pertama kenalan.Mereka berdua tidak banyak bicara.Laras juga bingung sendiri mau ngobrol apa.Ya,begitulah suasana malam itu.Hari2 pun berlalu,tp suasana masih tetap kaku.Siang itu Laras akan ke panti asuhan tempat Hani,setelah 3 bulan tdk berkunjung.Dia akan membawa baju2 yg sudah dibelinya beberapa waktu lalu untuk diberikan kepada anak2 panti untuk dipakai di hari ulang tahun pernikahannya yg ke 3.Ya..Laras berencana merayakan bersama anak2 di panti,karena dia tau,orang tua bahkan mertuanya pun pasti akan menanyakan rencana itu.Jadi dia memutuskan sendiri tanpa berdiskusi dengan Arya,karena dia pikir Arya tidak akan peduli seperti ultah perkawinan yg pertama dan kedua kemaren.Saat Laras akan mengambil barang yg dia simpan di atas lemari,dia tampak kesusahan,kakinya berjinjit diatas kursi sambil tangannya mencoba menarik dus yg kelihatan tampak berat.Tiba2 saja dia kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh,untung pada saat bersamaan Dimas masuk kamar lalu meraih tubuh Laras.”Ngapain sih kamu,kenapa ngga minta tolong pak Dede saja.” Dimas mengomel lalu menarik dus dan diturunkannya.”Ngga enak mas,ngga ada Bu Sum,ngga mungkin aku ber2 dikamar kita sama pak Dede” jawab Laras singkat tp membuat jantung Dimas berdegup kencang.”Mau dibawa kemana?” “mau aku bawa ke panti asuhan mas,udah taruh aja,nanti aku minta tolong pak Dede masukin mobil aku” “udah sekalian saja aku antar,ntar pak Dede suruh jemput aja kalo kamu mau pulang” akhirnya Dimas untuk pertama kalinya mengantar Laras ke panti asuhan.Tapi dia tidak mau masuk karena buru2 ke kantor lagi.Dia hanya menurunkan dus yg tadi dibawa Laras,lalu segera pergi.Hani tampak senang melihatnya,dia merasa kalo suami Laras sahabatnya sudah mulai membuka hatinya.Dia selalu berdoa untuk sahabatnya itu.Haripun berganti dan waktu berlalu begitu saja.Perayaan utah pernikahannya yg ke 3 pun tiba.Semua keluarganya dan keluarga Dimas berkumpul di panti asuhan dan merayakannya bersama anak2 penghuni panti.Keponakan2 Laras dari Dimas tampak antusias dan senang sekali bisa berbagi di panti asuhan karena selama ini mereka belum pernah melakukan hal2 spt itu dan waktu perayaan sebelumnya tanpa ada keluarga hanya Laras..Dan yg aneh hari itu Dimas memberikan seikat bunga dan sebuah cincin yg sangat cantik.Baru kali ini Dimas melakukannya.Orang tua Dimas kelihatan sangat bahagia,terutama maminya,dia saling pandang dengan kakak2 Dimas mengisyarakat suatu kebahagiaan tersendiri.Laras betul2 kaget dan tidak menyangka akan mendapat hadiah dr Dimas suaminya,mengingat 2 thn sblmnya tdk pernah ada.Tapi Laras cukup tau diri,dia berusaha tdk berbesar hati karena hal tersebut,dan dia paham,itu.Itu Dimas lakukan itu karena mungkin seluruh keluarganya dan keluarga Laras hadir saat itu.Acara berjalan lancar dan semua sangat bahagia.Laraspun bahagia karena bisa bertemu dengan keluarganya juga bisa membahagiakan sahabatnya.Sebulan berlalu sudah,dan tidak ada perubahan yg berarti dlm hubungan Laras dan Dimas.Malam itu Laras tampak mengemasi pakaiannya dan memasukkannya ke dalam koper.Setelah Dimas pulang dan makan mereka menuju ke kamar bersama. “Mas,lusa aku mau pulang ke rumah mama,oma ulang tahun,sudah 2 tahun ini aku ngga pernah bisa datang dan hanya mengirim kado,thn ini aku akan pulang.Aku juga sudah menyiapkan kado sebuah gelang dan aku juga sudah bilang ke oma,kalau mas ngga bisa hadir karena kebetulan ada meeting penting.Oh ya,aku mau semingguan di sana.Nanti bu Sum yang akan membantu menyiapkan kebutuhan mas,dan aku sudah siapkan.” “Ya..ok..”hanya itu jawaban Dimas,dan Laras sudah bisa menebaknya.Inilah kesempatan yg akan dipakai Laras untuk bermanja2 dengan mamanya dan sepupu2nya yg sudah dia rindukan.Dia membayangkan akan tinggal seminggu bersama mamanya tanpa melihat Dimas.Membayangkan saja rasanya sudah senang buat Laras.Hari yg ditunggupun tiba,Laras pulang ke rumah mamanya diantar pak Dede,supirnya.Perjalanan menuju kota tempat tinggal mamanya lumayan jauh,8 jam.Tapi Laras sangat menikmati perjalannya,dia merasakan ada kesegaran,ada kelegaan.Pak Dede yg duduk didepan tersenyum melihat Laras yg tampak bahagia.Pak Dede sangat tau bagaimana kondisi Laras 3 thn ini,dan bukan rahasia lagi bagi mereka para pekerja di rumah Laras,tetepi mereka tidak dapat berbuat apa2 selain mendoakan yg terbaik untuk majikannya tersebut.Kamis subuh mereka sudah sampai di rumah Laras.Mama menyambutnya,dan biarpun baru 1 bulan lalu mereka bertemu,tp Laras memeluknya erat seperti sudah lama sekali tak berjumpa.”Kamu ini kenapa sih,baru juga sebulan lalu kita ketemu,ada kabar bahagiakah?kamu sudah hamil?”tanya mamanya penasaran. Laras tersenyum sambil menggeleng. “Kangen aja ma sama rumah,udah 3 thn aku ngga pulang2” katanya lalu ketawa.Dia lalu menuju kamarnya yg tetap terjaga rapi.”Ahh..rindu kamarku..”katanya lalu merebahkan diri. Mamanya hanya tersenyum melihatnya,meskipun sebenarnya banyak hal terpendam yg ingin dia tanyakan,ingin dia utarakan,tp mamanya menahannya.Dibiarkannya Laras tidur dikamarnya seharian itu.Hari jumat Laras jalan2 dengan mamanya menikmati makanan khas di kotanya yg sudah lama dirindukannya.Dan hari Sabtu yg ditunggu2 tiba akhirnya.Sore itu rumah Oma tampak ramai,tamu2 banyak yg datang,sementara saudara2 Laraspun banyak.Laras harus benar2 siap mental menerima pertanyaan2 dr sepupu2nya atau saudara2 mama dan papanya mengenai kehamilan.Dia sudah mempersiapkan jawaban sebijak mungkin.Dan benar,banyak yg menanyakan hal tersebut,tp Laras bisa mengatasi semuanya dengan tenang.Pukul 8 malam,saat mereka menikmati makan malam,ada tamu spesial yg datang dan mengejutkan semua yg hadir.Seorang pria muda yg gagah dan tampan,membawa rangkaian bunga yg indah mendekati Oma lalu mencium oma dan oma memeluknya dengan sangat senang.Laras kaget bukan main melihatnya.Lalu Oma berkata pada orang2 bahwa pria tersebut adalah cucu mantu kebanggaannya.Dimas.Ya,tiba2 saja Dimas datang di acara Oma.Tentu semua merasa surprise,dan menganggap suami Laras itu sangat romantis.Mamapun tampak bahagia melihatnya,sepertinya ada kelegaan di hatinya.Sementara Laras,hanya bisa tersenyum sementara hatinya terasa pait.Kenapa Dimas hrs datang,padahal dia cukup bahagia tanpa kehadirannya sehingga dia tak perlu bersandiwara didpn keluarga besarnya.Dimas lalu mendekatinya,dan Laras sedikit canggung,tp dia berusaha bersikap normal.Malam itu dia harus tidur bersama dengan Dimas di kamarnya,rasanya sesak sekali dadanya memikirkan itu.Tapi dia tdk bisa berbuat apa2,dan hrs menghargai Dimas karena sudah berusaha datang dan sedikit menyelamatkannya.Ketika Laras siap2 tidur di lantai,Dimas menjegahnya.”Jangan,kita seranjang saja” katanya singkat.Laras mengangguk lalu naik ke ranjang lagi.Lalu mereka istirahat.Paginya Dimas menyuruh pak Dede pulang bersama pak Wardi supirnya dan membawa mobil Laras.Dimas bilang kalau mereka akan pulang bersama dan Dimas mau menyetir sendiri mobilnya.Akhirnya kedua supir mereka pulang.”Mas,knp nyuruh pak Wardi pulang?mas kan ngga biasa menyetir sendiri dlm jarak jauh.” kata Laras mengingatkan. “Ngga apa2 pelan2 saja nanti,makanya besok kita pulang ya” kata Dimas sambil menatap Laras.Laras agak kaget melihat tatapan Dimas yg tidak biasa. “Ngga apa2 kan ngga lama di rumah mama?” tanyanya lagi. “Iya,ngga apa2 mas” jawab Laras biarpun dlm hatinya sedikit kecewa.Senin siang mereka berpamitan dan kembali ke rumah mereka.Sepanjang perjalanan suasana agak kaku.Tapi kemudian Dimas mulai mengajak ngobrol.Dia mulai bercerita kenapa dia nekat datang ke ultah Oma,cerita sepanjang perjalanan menuju ke rumahnya.Suasana sedikit mencair.Dimas juga menyuruh Laras tidur jika mengantuk,tp Laras menolak.Karena merasa capek Dimas memutuskan untuk menginap di Hotel dan beristirahat.Dalam hati Laras sedikit was was,takut Dimas ada maksud lain.Baru saja mereka masuk kamar,handphone Dimas berdering.” Ya ma,ada apa” tanya Dimas menjawab telpon yg ternyata dari mama mertuanya. Lalu Dimas memberikan hpnya kepada Laras. “ ya ma,ohh..hp aku mati,ini lagi mau aku charge,nanti kalau sudah nyala,aku telpon bu Sum,ini kita nginep di Tegal ma,mas Dimasnya ngga kuat,mau tidur dulu.” setelah itu Laras menutup telpnya dan memberikannya ke Dimas. “udah,pake aja buat telp ke rumah,takut ada yg penting mau disampaikan bi Sum” kata Dimas. Lalu Laras menelpon bu Sum. “Maaf bu Sum,hp saya mati,lowbatt,ini saya baru sampai di Tegal,dan kita nginep dulu semalam buat istirahat,paling besok sore sampai rumah,” Laras menjelaskan.Ternyata bu Sum sang asisten rumah tangga tampak kawatir.Dimas bisa melihat kalau Laras memang seorang perempuan yg baik dan sangat sopan.Meskipun dengan asisten rumah tangga,dia sangat menghormati.Disitulah terkadang terselip penyesalan dlm diri Dimas.Dia juga paham,pasti Bi Sum sangat kawatir dengan Laras karena hanya pergi berdua dengannya.Dimas sudah menyadari hal itu.Dimas lalu mengajak Laras istirahat supaya besok bisa melanjutkan perjalanan.Mereka tidur seranjang,dan Laras lalu membelakangi tubuh Dimas.Tiba2 ada perasaan takut menghinggapi Laras.Setengah jam kemudian terdengar Dimas menyebut namanya. “Laras sudah tidur?” tanyanya.Laras yg sebenarnya belum tidur pura2 sudah tidur,dia memejamkan matanya dan mengatur nafasnya dengan baik.Lalu Dimas menyelimutinya dan memeluknya.”Tidur yg nyenyak Laras” katanya pelan.Detak jantung Laras terasa berdetak lebih cepat.Dia ngga bisa tidur karena Dimas memeluknya.Ketika dirasanya Dimas sudah pulas,pelan2 Laras menyingkirkan tangan Dimas.Barulah Laras bisa tertidur dengan nyenyak.Karena begitu nyenyaknya tidur ketika Laras terbangun,alangkah kagetnya dia,karena jam di dinding sudah menunjukkan pukul 7.30.Dilihatnya meja ada sepiring nasi goreng dan ada bunga di vas serta ada tulisan tangan “ selamat sarapan Laras,aku berenang dulu” ternyata dari Dimas.Ada rasa malu Laras bangun kesiangan.Dia buru-buru ke kamar mandi untuk mandi.Setelah selesai dia segera sarapan sambil nonton tv,dan ngga lama Dimas masuk. Laras tampak kaget,” maaf mas,aku kesiangan” katanya. “ Iya ngga apa2,makanya aku ngga bangunin,soalnya pules banget tidurnya “ kata Dimas.Laras tersenyum malu.” mas udah sarapan?”tanyanya kemudian supaya suasana tdk kaku lagi. “ udah barusan,habis ini kita siap2 lanjut perjalanan pulang ya” “ iya mas”Mereka lalu melanjutkan perjalanan dan sekitar jam 3 mereka sudah sampai rumah.
Semenjak saat itu,kehidupan rumah tangga Laras sedikit ada perubahan.Dimas mulai pulang kerja normal,menikmati sarapan dan makan malam yg disiapkan Laras.Mereka mulai tidur 1 ranjang,meski masih terasa kaku dan aneh.Dimas mulai suka mengajak ngobrol,meskipun tdk begitu intens. Sampai pada suatu hari,tiba-tiba sepulang kerja Dimas tampak marah.Dia membanting foto-foto yg dr turun mobil dibawa bawanya.”Hah,tenyata kamu perempuan murahan” bentaknya pada Laras sambil membanting foto2 tsb. Laras lalu buru-buru mengambil dan melihat foto itu. Laras lalu mengejar Dimas ke kamar.Bu Sum juga mengambil foto yg membuat Dimas marah,dia melihat ada dirinya juga. Lalu dia menatap ke atas sambil menghela nafas. Di kamar,Laras nampak menjelaskan ke Dimas,tapi Dimas tampak sudah sangat marah. “Mas boleh ngga menganggap aku,mas boleh ngga peduli sama aku,tapi 1 hal aku ngga terima,kalau mas mengatai aku perempuan murahan.Aku benar2 tdk kenal dg laki2 yg ada di foto itu.Aku hanya bertemu saat kita antri makan,dan dia menawarkan supaya dia yg mengantri,tp aku tolak,dan ada bu Sum disana.Lagian mas pernah bilang sama aku,aku boleh pergi dengan lelaki manapun,asal tidak membawanya ke rumah,tp kenapa sekarang mas marah?” Laras membalikkan pertanyaannya. “Oo jadi begitu?kamu mau balas dendam rupanya?” Dimas masih ngga mau kalah. “ Terserah mas Dimas mau menilai apa,aku sudah lelah.Cermati baik2 foto itu sebelum mas marah dan mengatai aku perempuan murahan.” Laras lalu keluar dan pergi kamar depan.Dia menangis sendirian,rasanya hatinya begitu sakit mendengar perkataan Dimas yg mengatakan dia perempuan murahan.Dia tdk keluar kamar sampai malam.Dimas melihat Laras masih sesenggukan dr celah pintu yg tdk ditutup rapat.Dia lalu turun untuk makan malam.Bi Sum menghampirinya.”Maaf pak,bukan bermaksud ikut campur dlm masalah keluarga bapak,tp coba bapak lihat foto ini,itu kan ada saya.Kalau bu Laras mau main sama laki2 lain,tdk mungkin beliau selalu mengajak2 saya.Kemanapun ibu pergi selalu saya atau pak Dede mendampingi beliau.Lagian,laki2 ini tiba2 mendatangi ibu,tp ibu sangat sopan menolak tawaran laki2 itu.Ibu Laras yg saya kenal selama 3 thn ini adalah org yg sangat baik dan sabar dan tentunya wanita yg setia.Saya mengenal ibu dan sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri.Kalau melihat bapak marah spt itu tadi,saya merasa bapak belum mengenal ibu.” lalu bi Sum meninggalkan Dimas.Rasanya makanan yg sedang ia kunyah,susah untuk ditelan.Ada perasaan bersalah yg tiba2 saja mengaliri pikirannya.Buru2 dia menyelesaikan makannya dan bergegas ke atas.Dilihatnya Laras sudah tidur di ranjang di kamar depan,Dimas ingin masuk,tp diurungkan niatnya.Dia masih merasa gengsi untuk minta maaf.Akhirnya malam itu mereka tidur di kamar terpisah,setelah 3 thn menikah.Pagi itu,bi Sum yg membangunkan Dimas.Dimas buru2 mandi karena sudah siang,selesai mandi,biasanya Laras sudah menyiapkan segala keperluan yg akan dipakainya hr itu,tp kali ini tidak ada.Rasanya aneh,selama 3 thn,selesai mandi semua sudah tersedia.Tiba2 Dimas duduk termenung lalu menghela nafas.Dia berfikir,mungkin Laras benar2 marah kali ini.Lalu dia segera bangkit dan mencari sendiri pakaiannya.Setelah selesai,dia keluar,sambil melewati kamar Laras,dilihatnya kamar masih tertutup rapat.Akhirnya Dimas berangkat kerja.Sepulang kerja,Laras masih tetap didlm kamar.Dimas menanyakan ke bi Sum apakah Laras sudah makan atau belum. “ibu sudah makan duluan pak,katanya bapak makan sendiri saja” Dimas mengangguk.Dalam hati rasanya aneh,dia ngga melihat Laras seharian ini.Semalaman dia gelisah.Lalu tengah malam,dia memberanikan diri ke kamar dimana Laras tidur.Dia membuka pintu tanpa mengetuk,dan ternyata tdk dikunci.Dan Laras ternyata blm tidur,dia masih termenung dan dilihatnya dia menyeka air matanya.Tiba tiba Dimas menghampirinya dan memeluknya.”Aku minta maaf Laras,aku minta maaf”katanya sambil memeluknya dengan sangat erat.Laras menangis lagi.Dibiarkannya Laras menangis dipelukannya.Tiba2 saja,Dimas merasa sedih.Tiba2 dia merasa begitu jahatnya dia terhadap Laras.Padahal dia tdk punya salah apa2 tapi selama ini dia memperlalukannya dengan tdk adil sama sekali.Setelah dirasa Laras berhenti menangis,Dimas melepas pelukannya.”Aku benar2 minta maaf.Aku begitu emosional,tanpa memikirkan perasaanmu,aku benar2 minta maaf “ kata Dimas lagi sambil menggenggam tangan Laras.Laras mengangguk. “Yuk,pindah ke kamar kita,jangan tidur sendiri disini” ajak Dimas.Lalu mereka berbaikan kembali.Beberapa hari setelah kejadian itu,Laras tampak tdk enak badan.Badannya sedikit demam.Siang itu Bu Sum mengantarnya ke dokter,dan katanya Laras perlu banyak istirahat. Pulang kerja Dimas agak aneh Laras tdk menyambutnya.Ketika sampai dikamar,dilihatnya Laras sudah tidur.Dipegang badannya terasa panas. “Sudah ke dokter?” tanyanya pada Laras.”Sudah mas,cuma meriang aja kok,diistirahatin,besok pasti sembuh” jawab Laras.”Ya udah,tidur aja.” suruh Dimas.Tiga hari kemudian saat Laras akan turun ke lantai 1,dia terpeleset di tangga dan jatuh berguling guling ke bawah hingga bahunya tertusuk pecahan guci yg pecah karena terkena tubuhnya.Laras tampak kesakitan,sementara Bu Sum sang asisten rumah tangga berteriak panik sambil memanggil pak Dede karena melihat darah mengucur dr tubuh bagian belakang Laras.Bu Sum dan pak Dede segera membawa Laras ke rumah sakit.Sesampai di rumah sakit,pak Dede disuruh pulang membersihkan pecahan guci dan darah yg menetes dr tubuh Laras.Larah benar2 kuat,tdk pingsan sama sekali.Kondisi fisiknya sangat bagus.Setelah perawatan,Laras diminta rawat inap untuk pemulihan dan pemeriksaan selanjutnya takut ada bagian tubuhnya yg cidera.Laras meminta Bu Sum pulang untuk mengambil baju ganti dan menyiapkan malam buat Dimas.Laras belum memberitahu kejadian yg menimpanya begitupun kepada keluarga besarnya.Dia juga berpesan sama penjaga rumah,untuk tidak memberitahu Dimas,kecuali dia yg bertanya.
Malam itu Dimas ada meeting jadi dia pulang sudah jam 9 malam lebih.Dilihatnya meja makan sudah disiapkan makan malam,tp yg aneh,Laras tdk menunggunya.Tp pikir Dimas,mungkin sudah tidur karena masih pemulihan dari sakitnya. Dimas langsung menikmati makan malamnya.Dia ingin menghargai jerih payah Laras yg sudah menyiapkan untuknya.Memang sudah bbrp bulan ini,sikap Dimas sudah berubah,hanya bbrp minggu lalu dia melalukan kesalahan hanya gara2 sebuah foto.Dimas sadar,itu mungkin adalah sebuah kecemburuan.Dia merasa sudah mulai jatuh cinta pada Laras,tp tdk tau cara memulainya.Setelah makan Dimas segera ke kamar,lalu mandi.Selesai mandi,Dimas baru sadar kalau Laras tdk ada di kamar,dia lalu pergi kamar depan,dan tampak terkunci,pikirnya Laras tidur di depan.Lalu dia kembali ke kamar,dan matanya tertuju pada sebuah agenda yg ada dimeja rias Laras.Sepertinya Laras lupa menyimpan catatannya,pikir Dimas.Lalu mulai dia buka lembar demi lembar agenda tsb dan ternyata itu adalah catatan harian milik Laras.Semua rasa sakitnya menjadi istri Dimas tertulis disitu,setiap kejadian2 secara detail dia tulis.Dia menulis karena dia tidak memiliki tempat untuk mencurahkan semua rasa yg ada padanya.Dia tidak ingin berbagi beban,dia tidak ingin keluarganya ataupun keluarga Dimas mengetahui semua masalah yg dia hadapi.Begitupula perasaan cintanya pada Dimas yg selalu jaga,dia juga dituangkan semua di buku agenda tersebut.Tak terasa air mata Dimas mengalir,tiba dia menangis sesenggukan.Dia membayangkan betapa sakitnya hati Laras,betapa dia sangat kuat menahannya sendiri.Tiba2 ada penyesalan yg sangat luar biasa.”Ya Tuhan,apa sudah saya lakukan pada istri saya selama ini” tiba2 kata2 itu keluar dr mulut Dimas,sambil dia sesenggukan.Dimas termenung beberapa saat lalu dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi.Dia lalu turun ke bawah,dia liat kamar Bi Sum,dan ternyata kosong,lalu dia pergi ke dapur,diliatnya pintu yg menghubungkan area belakang tampat terbuka,lalu Dimas melihat keluar,tiba2 matanya tertuju pada pecahan guci dan ada noda darah.Tiba2 saja jantungnya berdetak keras,dia lalu keluar diliatnya Pak Sigit penjaga rumah sedang menarik2 selang air untuk dipakai menyiram tanaman,padahal biasanya itu Laras yg mengerjakan.Dan dia juga baru sadar,mobil Laras tidak ada.”Pak,ibu kemana?kok bapak yg mau menyiram tanaman?” pak Sigit tampak kaget,karena Dimas tumben pagi2 sekali sudah bangun dan menyapanya.”Ibu dirumah sakit pak,kemaren beliau jatuh dr tangga” jawab Pak Sigit. Dimas kaget bukan main,lututnya jadi serasa lemas.” Kenapa ngga ada yg kasih tau saya” tiba2 Dimas marah “Keterlaluan semua” “Maaf pak,soalnya ibu pesan,kalo bapak ngga tanya,jangan dikasih tau” Dimas buru2 kembali ke dalam rumah.Dia ke kamar lalu menelpon pak Wardi supirnya.” sekarang juga ke rumah,ngga pakai lama” katanya lewat telpon.Dia lalu buru buru mandi.Setelah mandi dia menelpon kembali. “Susi,jadwal hr ini cancel semua,saya mau ambil cuti,istri saya kecelakaan” “ Oh,ibu kecelakaan?bgmna kondisinya pak?baiklah,saya cancel semua jadwal bapak hr ini” lalu Dimas menutup telpon dan bergegas turun ke bawah.Rasanya sudah tak sabar ingin melihat Laras.Pak Wardi sudah sampai dan sudah menyiapkan mobil Dimas.Rupanya dia sudah dikasih tau pak Sigit,jadi pak Wardi sudah siap.”Langsung ke rumah sakit pak?”tanya pak Wardi.”Iyalah.Kalian semua keterlaluan sekali.Ngga ngasih tau ke saya.Kalo ada apa2 sama istri saya gimana?” sepanjang jalan Dimas ngomel2.Pak Wardi hanya diam saja dan ngedumel dalam hati.”tumben2 kayak org kebakaran jenggot,biasanya juga ngga peduli sama istrinya” “ Cepat pak” suruhnya lagi sama pak Wardi.20 menit sampailah mrk dirumah sakit.Pak Wardi lalu menunjukkan kamar Laras.Dimas buru2 masuk,dan dilihatnya Laras habis dibersihkan badannya sama seorang perawat,setelah perawat keluar Dimas lalu masuk dan langsung memeluk Laras.”kenapa ngga ngasih kabar aku kalo kamu kecelakaan sampai spt ini”katanya sambil masih dengan memeluk Laras.”mas kan kemaren ada meeting,lagian aku ngga mau istirahat kamu semalam keganggu,jd aku niatnya pagi ini mau kasih tau.” Dimas lalu melepas pelukannya.Digenggamnya tangan Laras,ditatapnya wajah Laras.Laras marasa canggung diperlakukan spt itu.”Aku minta maaf ya Ras,aku benar2 menyesal dengan apa yg sudah aku lalukan ke kamu selama ini.Aku sungguh2 minta maaf.” Dimas kembali memeluk Laras. “Aku ingin kita memulai lagi semuanya dari awal,aku ingin belajar jd suami yang baik buat kamu,aku akan selalu menyayangi kamu dan akan mencintai kamu.Mulai detik ini aku akan terus belajar memposisikan diriku sebagai suami kamu,pasangan kamu.” Laras mengangguk. Tak lama Bi Sum masuk ke kamar perawatan Laras,dia tampak terkejut melihat Dimas sudah ada.Wajahnya sedikit berubah spt sangat cemas melihat Laras.Laras tersenyum tanda semua baik2 saja. “Bibi bisa pulang dan istirahat,biarin saya yg jaga Laras disini.”Kata Dimas ke Bi Sum. “Ngga apa2 pak,saya saja yg jaga ibu,lagian kan bapak mesti ke kantor.” kata Bi Sum. “enggak bi,saya yg jaga,saya kan suaminya,bibi ngga percaya sama saya” Dimas mulai naik suaranya.Laras buru2 menengahi.”Iya bu Sum,ngga apa2,biar mas Dimas yg temani saya disini,ibu plg saja dulu,lagian ibu semalam belum tidur.” Kata Laras sambil matanya meyakinkan Bu Sum.Akhirnya Bu Sum pun pulang,mesti ada kekawatiran takut Dimas memperlakukan Laras dengan tdk baik sementara kondisinya sedang sakit. Setelah Bi Sum pulang,Dimas tanya apakah Laras sudah mengabari orang tuanya ataupun org tua Dimas,dan ternyata mereka semua belum tahu.Lalu Dimas segera menelpon mama Laras lalu lanjut ke orang tuanya. Karena kebetulan orang tua Dimas masih tinggal dlm kota yg sama,mereka semua segera bergegas menjenguk Laras.Mereka tampak kawatir terhadap Laras,jd meminta dokter memeriksa semua tubuh Laras karena takut terjadi apa2. Dimas mengambil cuti 1 minggu dan selama Laras dirawat selama 4 hr dia tdk pulang sama sekali,dia benar2 menunggu Laras,dan pekerjaan kantor yg bisa dia kerjakan dia kerjakan di rumah sakit.Mungkin Dimas memang ingin berubah,itu yg dibatin Laras,krn dia belum merasa yakin.Setelah 4 hari Laras sudah bisa pulang,meski lukanya blm sembuh benar,tp karena kondisi fisiknya baik,dia bisa pulang.Dimas melarang Laras tidur dikamar atas untuk sementara,jd mereka menempati kamar tamu yg ada dibawah.Laras merasa tdk nyaman,jd itu membuatnya susah tidur beberapa hari dirumah setelah pulang dr rumah sakit.Sepertinya Dimas menyadari itu dan tau isi pikiran Laras.”ngga bisa tidur lagi” tiba2 Dimas bangun lalu duduk. Laras agak terkejut,karena dipikirnya Dimas sudah terlelap. “aku tau,kamu pasti ngga nyaman dengan perubahan sikap aku yg sedemikian drastisnya ini,aku bisa memahami,selama 3 thn ini kamupun pasti kesulitan sekali memahami perlakuan kasarku terhadapmu.Tapi aku benar2 tulus,tdk ada maksud apapun selain ingin memulai hidup yg baru bersama2 kamu.Aku benar2 tulus ingin menyayangi kamu dan mencintai kamu.Sejujurnya aku sudah mulai jatuh cinta sama kamu satu tahun belakangan ini,makanya aku marah2 gara2 foto,itu karena aku begitu cemburu,aku ngga tau mesti berbuat apa.Ayo kita lakukan semuanya perlahan dan bersama2,aku ingin membalas kebaikan kamu,cinta kamu selama 3 thn ini yg sudah aku abaikan.” kata Dimas lalu menggenggam tangan Laras sambil menatapnya. Laras jadi merasa salah tingkah,dan Dimas tau,lalu dia buru2 menyuruh Laras untuk tidur.Dipeluknya Laras,diusap2 rambutnya dengan lembut,akhirnya Laraspun tertidur. Saat pagi bangun,dilihatnya Dimas sudah rapi dan sudah siap ke kantor.” maaf mas,saya kesiangan”kata Laras malu2.”Iya ngga apa2,sesekalilah aku yg bangun duluan buat melayani kamu.Selama ini kan kamu udah bersusah payah melayani aku,sekarang kamu lagi sakit,ngga ada salahnya aku melalukan semuanya sendiri.Mandi dulu sana,ntar aku gantiin perbannya sebelum berangkat ke kantor” “Ngga usah mas,biar bu Sum aja yg gantiin” “enggak,enggak,mesti akulah,lagian ada mami juga,bisa2 aku diomelin lagi” Sebenarnya Laras merasa canggung,tp dia tidak bisa menolak.Akhirnya setelah selesai mandi,Dimas mengganti perban di punggung Laras yg luka.Pintu kamar tdk tertutup rapat,sehingga mami Dimas bisa melihat mereka.Dia tampak tersenyum melihat perubahan Dimas.Terpancar kebahagiaan dan kelegaan di wajahnya.
Semenjak kejadian itu hubungan Laras dan Dimas semakin membaik.Dimas benar2 membuktikan dirinya sudah berubah,dan menerima Laras sepenuhnya sebagai istrinya.Meskipun belum sepenuhnya seperti suami istri tetapi mereka sama2 sedang belajar memahami satu sama lain.Mereka mulai pergi nonton,makan di luar,belanja bersama seperti orang yang sedang pacaran.Laras tampak makin bahagia,itu membuat semua penghuni rumahnya ikut merasa bahagia.Akhirnya setelah berjuang selama 3 tahun mempertahankan rumah tangganya,kini dia mendapatkan kebahagiaannya.Orang tua Dimaspun dan kakak2nya ikut bahagia melihat kemajuan hubungan mereka,dan mereka selalu mendoakan semoga Dimas dan Laras bahagia.Setelah 3 bulan berlalu Dimas mengajak Laras pergi berbulan madu.Mereka berkeliling Indonesia selama 1 bulan penuh.Dan sepulangnya mereka dr berbulan madu,mereka membawa kabar bahagia,karena Laras telah dinyatakan Hamil.Keluarga Laras maupun Dimas sangat bahagia mendengar kabar tersebut.Terutama dr pihak keluarga Laras,karena ini merupakan cucu pertama.Laras tampak bahagia sekarang.Kini dia bisa merasakan jadi istri yang sesungguhnya.Begitupun Dimas,kini dia benar2 sudah mencintai Laras dan mereka hidup berbahagia.






SELESAI