ISTRIKU
Hari
itu adalah hari yang dianggap hari awal kesialan bagi hidup
Dimas.Bagaimana tidak,hari itu adalah hari pertemuan keluarganya
dengan keluarga calon istri yang dijodohkan untuknya.Hal itu
merupakan tradisi dalam keluarganya.Kakak-kakak Dimas juga semua
menikah dengan perjodohan.Yang membuat Dimas merasa berat adalah
karena dia sudah memiliki kekasih.Berbeda dengan wanita yang akan
dijodohkan dengannya,dia tampak tenang dan sepertinya sangat siap
dengan hal perjodohan tersebut."Nah..Laras..ini perkenalkan anak
bungsu om yang nantinya akan menikahi kamu..namanya Dimas"ayah
Dimas mengenalkan.Laras mengulurkan tangannya ke arah Dimas dan Dimas
menjabat tangannya.Senyum Dimas tampak kaku dan Laras merasakan hal
itu.Dia sudah merasa kalau Dimas seperti orang yang
terpaksa."Dimas..2 hari ini Laras akan menginap di rumah
kita,nanti kamu ajak jalan-jalan sekalian perkenalanlah buat
kalian"kata ayah Dimas.Kebetulan hari itu adalah malam minggu
dan Dimas ada janji dengan pacarnya.Kesempatan itu dipakainya untuk
mengajak Laras bertemu dengan pacarnya.Harapannya dengan pertemuannya
itu,membuat Laras menolak perjodohan itu.Laras adalah wanita yang
sederhana namun anggun.Berbeda dengan kekasih Dimas yang terlihat
berkelas dalam penampilan."ini kenalin pacar aku..Sarah..kami
sudah pacaran 1 tahun ini"kata Dimas mengenalkan Sarah
pacarnya.Laras mengulurkan tangannya berjabatan dengan Sarah.Sarah
sepertinya seumuran dengan Dimas dan dia seperti sangat menguasai
Dimas."Jadi kamu calon istri Dimas?tolong ya..kamu bilang ke
orang tua kamu..batalin perjodohan ini.Dimas sama aku sudah 1 tahun
lebih berhubungan.Kita sama-sama perempuan..aku pengen kamu bisa
mengerti perasaan aku"katanya pada Laras.Laras hanya
terdiam.Dalam perjalanan pulang menuju rumah Dimas,Laras memberanikan
diri untuk berkata pada Dimas soal Sarah."Mas,tadi mbak Sarah
memintaku untuk membatalkan perjodohan ini." "Ya
sudah..batalkan saja"Dimas menanggapi perkataan Laras dengan
dingin."Sejujurnya...aku tidak masalah seandainya tidak
dijodohkan denganmu mas.Tapi masalahnya orang tua kita sudah
jauh-jauh hari mempersiapkan semua ini.Dari lulus sma orangtuaku
sudah mewanti wanti supaya aku tidak dekat dan bahkan pacaran dengan
orang lain dengan alasan seusai kuliah aku harus menikah denganmu.Aku
tau ini terlalu kuno untuk ukuran kita yang notabene anak-anak jaman
sekarang.Tapi aku ngga berani melawan,bahkan menolak,karena aku pikir
orang tua kita tidak akan menjerumuskan kita.Dan satu hal,aku tidak
menentang karena ini bagian dari balas budiku terhadap
orangtuaku.Mereka sudah membesarkan aku dan memberikan semua
fasilitas yg aku perlu.Jadi tidak ada alasan untuk aku menolaknya.Aku
tahu mas Dimas tidak nyaman dengan hubungan ini.Jadi menurutku,yg
pantas membatalkan perjodohan ini adalah mas."Dimas menghentikan
mobilnya."Apa kamu bilang?mesti aku?hah..bilang saja kalau kamu
memang menginginkan semua ini" Laras tersenyum.Dimas merasa
aneh."kenapa kamu malah tersenyum?"tanyanya pada Laras.
"Bukan masalah ingin atau enggak mas..kan dari awal aku udah
bilang,kalopun ngga dijodohin sama mas..aku ngga masalah.Cuma aku
ngga punya alasan untuk menolak ini..makanya aku nyuruh kamu mas.Kamu
yg punya alasan kuat untuk membatalkan perjodohan ini,karena kamu
yang sudah punya kekasih.Aku yakin..kalau mas Dimas mau bilang ke
orang tua mas dengan alasan yg benar2 menyakinkan pasti orang tuaku
juga tidak masalah.Kami pihak perempuan mas,jadi ngga ada alasan
untuk menolak.Kalau memang mas Dimas mencintai mbak Sarah,dan
menginginkannya jadi pasangan hidup,ya perjuangkan mas.Jadi bukan aku
yg memperjuangkan."jelas Laras.Dimas seperti merasa tersambar
petir mendengar perkataan yg terakhir dr Laras.Dia membatin ada
benarnya perkataan Laras.Tapi entah kenapa sepertinya dia tidak punya
keberanian itu.Sampai di rumah Dimas benar-benar merenung.Tapi
seperti ada keraguan untuk mengutarakan pada ayahnya.Keesokan harinya
setelah Laras dijemput orang tuanya,Dimas dipanggil ayahnya.Mereka
ngobrol dari hati ke hati."Dimas..papi ingin kamu menikahi
Laras.Dia gadis yang sangat baik.Papi yakin dia akan menjadi
pendamping yang setia buat kamu.Anaknya ngga neko-neko.Papi sudah
sangat mengenalnya.Papi nggak mau kamu seperti anak teman
papi.Menolak pernikahan tiba-tiba dan menggandeng wanita lain yang
belum benar-benar dikenalnya.Kamu tau akibatnya?sekarang teman papi
sakit parah,perusahaan hancur karena menantunya.Rumah tangga anaknya
kandas karena ditinggal istri yg dipilihnya tanpa tahu asal usul yang
sebenarnya."Jantung Dimas berdetak lebih keras.Dia jadi
mengurungkan niatnya untuk membatalkan pernikahan itu."Teman
papi nggak cuma hancur usahanya,persahabatan dengan temannya pun
hancur.Anaknya tidak dapat membantu.Makanya papi pengen kamu tidak
seperti itu.Sekalipun papi tahu kalau kamu tidak punya pacar.Papi
cuma takut kamu tiba-tiba menolak,padahal kamu tahu di kluarga kita
tradisi kan seperti itu dari kakek buyutmu.Papi berharap kamu bisa
belajar mencintai Laras.Seperti papi dulu mencintai mamimu.Dan kami
bisa bersama sampai sekarang.Memang tidak mudah,dan semua butuh
proses.Papi pikir kamu sudah dewasa,kamu pasti bisa mengatasi ini
semua" papi menepuk bahu Dimas seraya meninggalkannya.Dimas
merenung.Sudah tidak ada jalan untuk menolak perjodohan ini.Apalagi
Sarah yang dikenalnya 1 tahun belakangan ini emang Dimas belum tahu
seutuhnya dia siapa.Karna Sarah tinggal sendiri di kota
ini,orangtuanya diluar kota,dia anak tunggal,dan hanya itu yang dia
tahu.
Sore
itu sepulang kantor Dimas menyempatkan menjemput Sarah
dikantornya.Dimas ingin membicarakan tentang perjodohan
dirinya."Apa?kalian nggak bisa membatalkan perjodohan itu?"Sarah
tampak kecewa."Aku nggak mau pisah dari kamu Dimas,aku nggak
bisa"Sarah menangis.Dimas memeluknya."Aku dan Laras tidak
bisa berbuat apa2 Sarah.Apalagi papiku sungguh2 menginginkan itu.Dan
seandainya aku menolak,aku tidak akan bisa bekerja di kantor aku
ini.Aku harus meninggalkan kantorku dan aku harus cari sendiri lagi
pekerjaan."Dimas mencoba menjelaskan.Sarah tampak
terperangah."Tidak tidak tidak...kamu nggak boleh keluar dari
kantor kamu.Aku tahu kamu sudah membangun semuanya dengan tidak
mudah.Okelah aku harus mengalah,tapi kamu harus janji,kalo kita harus
tetap bersama.Aku mau setelah 1 tahun menikah,kamu harus ceraikan
Laras supaya kita bisa menikah,oh ya..aku mau kamu tidak menyentuhnya
selama pernikahan kalian itu,supaya dia tidak punya anak dan kamu
punya alasan untuk menceraikan dia."Sarah memberi saran yang
sedikit mengancam.Dimas tampak bingung."Ya sudah terserah kamu
saja,asal jangan sampai ketahuan saja hubungan kita dibelakang oleh
kluargaku.""oke..deal"Sarah tersenyum puas.
Hari
yang ditunggupun segera tiba,pesta pernikahan.Pesta pernikahan yang
megah karena ini pesta terakhir bagi pihak mempelai pria dan pesta
pertama untuk mempelai wanita.Acara sangan meriah.Tamu-tamu yang
datang kebanyakan dari kalangan atas,karena mempelai adalah putra
putri dari pemilik sebuah perusahaan besar dan ternama.Laras tampak
cantik dan anggun.Dia selalu tersenyum ramah kepada setiap
tamu.Sementara Dimas,kebahagiaannya tampak dipaksakan.Setelah pesta
usai mereka menolak untuk pergi bulan madu,karena Dimas beralasan
banyak proyek yang harus segera dia selesaikan.Mereka segera pindah
dan menempati rumah baru mereka sendiri."Besok ada art baru
dirumah kita,mami yang carikan,dia akan tinggal disini bersama
suaminya yang sekalian jadi supir pribadi kamu.Nanti juga akan ada
penjaga rumah.Baik-baiklah dengan mereka.""Iya mas"sahut
Laras.Dimas masih tampak dingin seperti saat pertama bertemu.Saat
mereka akan pergi tidur,Dimas mengambil selimut dan bantal."Mas,mau
tidur dimana?"tanya Laras keheranan."Aku tidur disini
saja,sudah kamu tidur di situ" kata Dimas seraya merebahkan
tubuhnya di sofa yang ada didalam kamarnya.Laras hanya terdiam.Dia
tidak mau banyak bicara karena takut menimbulkan
keributan.Yah..akhirnya mereka tidur di dalam 1 kamar tetapi tidak
dalam 1 ranjang yang sama.Dalam pernikahan mereka tidak ada malam
pertama yang indah sampai hari ke 7 itu.Pagi-pagi Sarah sudah
bangun,dia pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk suaminya.Hari
ini adalah hari pertamanya bekerja kembali setelah cuti pernikahan
selama 1 minggu.Sarah menyiapkan segelas susu dan sesisir roti tawar
dengan selai kacang kesukaan Dimas seperti yang dia ketahuinya
dari ibu Dimas.Memang sebelum menikah,orang tua Dimas banyak
memberitahu apasaja yg Dimas suka dan biasa dia lakukan.Setelah
selesai menyiapkan sarapan,dia menyiapkan pakaian dan sepatu
Dimas.Setelah selesai mandi Dimas sedikit terkejut karena pakaian
untuknya kerja sudah disiapkan beserta dasi,kaos kaki dan
sepatunya.Begitu rapi dia melihatnya.Setelah selesai,dia turun ke
bawah dan di meja makan sudah tersedia sarapan.Tapi Dimas
mengurungkan niatnya untuk memakannya.Dia berpikir kalau dia
makan,Laras pasti akan senang,dan dia nggak mau itu terjadi.Dimas
segera melangkah keluar,dan berpapasan dengan Laras."Mas,nggak
sarapan dulu?aku sudah siapkan."katanya lembut."Nggak
usah,aku buru-buru" "ya sudah" jawab Laras sambil
memegang tangan Dimas dan menciumnya.Dimas buru-buru keluar rumah dan
mengajak supirnya bergegas ke kantor.
Hari
berganti hari dan tak terasa 1 bulan sudah mereka menikah.Seperti
hari-hari sebelumnya Laras menyiapkan keperluan kerja Dimas termasuk
menyiapkan sarapan.Tapi selama itu juga,Dimas tak pernah menyentuh
sarapan ataupun makan malam yang sudah Laras siapkan.Dan
ternyata,Dimas masih tetap berhubungan dengan Sarah.Seperti sore itu
sepulang mereka dari kantor mereka melewatkan makan malam
bersama.Sementara di rumah Laras setia menunggu suaminya untuk makan
malam.Dimas dan Sarah tampak bahagia malam itu."Dimas kamu inget
pesen aku kan soal Laras?""Apa ya?"Dimas tampak
berfikir."Itu..kalian tidak melakukan sesuatu kan dimalam
pengantin?"Sarah menegaskan."ooohh"Dimas lalu
tertawa."Kok malah tertawa sih"kata Sarah manja sambil
menggandeng lengan Dimas."Ingetlah sayang..aku juga tidurnya di
sofa.Sakit nih badanku""Apa?tidur di sofa?nggak bisa nggak
bisa...kamu yang punya rumah,kamu yang berkuasa di rumah itu.Pokoknya
malam ini kamu yang harus tidur di tempat tidur,Laras yang di
sofa.Kamu harus foto dan kirim ke aku"Sarah mengingatkan."ya
oke oke"Dimas menyanggupi.Malam itu Dimas betul-betul melakukan
yang Sarah minta.Dimas seperti tak punya hati melakukan semua itu.Dia
benar-benar tega dengan istrinya.Dan mulai malam itu Laras tidur di
sofa,sementara Dimas tidur di tempat tidur.Tapi Laras benar-benar
sabar.Dia tetap melakukan pekerjaannya seperti pertama dia menempati
rumah itu.Selalu bangun pagi untuk menyiapkan segala keperluan
Dimas,sekalipun ada asisten rumah tangga di rumahnya.Memang Dimas
merasa setelah menikah,dia lebih baik,karena tidak perlu pusing
menyiapkan pakaian untuk ke kantor.Ketika dia bangun pasti semua
sudah tersedia.Tapi ada yang sengaja dia tidak lakukan,yaitu tidak
makan makanan yg sudah disiapkan Laras.Dia sengaja melakukan semua
itu.Dia hanya ingin tahu,sekuat dan setahan apa dia
menghadapinya.Tapi bagaimanapun,Laras adalah wanita yang kuat dalam
prinsipnya.Dalam hati dia berjanji akan tetap mempertahankan rumah
tangganya apapun yang terjadi.Dia berjanji untuk membahagiakan orang
tuanya.
Hari
berganti hari..Dimas tetap dingin.Laras tidak begitu mempedulikan apa
yg Dimas perbuat.Dia berusaha tetap tenang agar tidak ada keributan
dlm rumah tangga mereka.Dibulan kedua pernikahan mereka,Laras membuat
kegiatan baru supaya dia tidak bosan.Pagi2 sekali dia bangun lalu
lari pagi keliling kompleks.Sepulangnya dr lari pagi dia menyiram
bunga,kemudian menyiapkan sarapan buat suaminya meski tak pernah
sekalipun disentuhnya.Dalam batinnya ada perasaan sedih,ada luka yang
perih di hatinya.Tapi dia sadar,kalau itu semua adalah ujian yg harus
dilaluinya.Dengan setiap hari dia olahraga,Laras jadi kenal dengan
tetangga2nya di komplek.Mereka mulai akrab dan sering ngobrol satu
sama lain.Suka belanja sayuran di tukang sayur yg biasa lewat komplek
tersebut.Jadi hari hari Laras tidak begitu sepi.Bulan ke 3 tetangga
mulai mengajak Laras untuk arisan bersama.Laras ikut tetapi dia mau
kalau arisan diadakan diluar rumah.Dia sangat menjaga supaya tidak
terjadi hal hal yg tdk diinginkan.Dan anehnya para tetangganya
menyetujuinya.Kini hidup Laras jadi berwarna meski kehidupan rumah
tangganya sangat menyedihkan.Tapi dia selalu bersyukur ada orang
orang disekitarnya yg begitu baik dan perhatian padanya,itulah yg
membuat Laras menjadi wanita yg kuat.
6
bulan sudah pernikahan Laras dan Dimas berjalan.Sama sekali tdk ada
tanda tanda perubahan pada Dimas,dia tetap cool,tak peduli dengan
Laras dan kehidupan sehari2nya,seperti biasa..dia hanya pulang malam
untuk tidur dan pagi pagi segera pergi ke kantor.Selama 6 bulan
pula,Dimas tak pernah sekalipun menyentuh makanan ataupun minuman yg
Laras buat.Siang itu Laras mengajak bu Sum art dirumahnya untuk
belanja bulanan ke supermarket.Tiba seseorang di kursi roda
menghampiri Laras.”Laras..”sapanya.”Hani??Ini Hani kan?” lalu
Laras memeluk wanita yg ada di kursi roda tersebut sambil meneteskan
air mata.”Hani..kemana aja kamu,knp ngga pernah kontak aku,aku
kangen sekali sama kamu” kata Laras lagi sambil tetap memeluk
wanita yg bernama Hani itu.Setelah itu Laras melihat laki2 yg
mendorong kursi roda Hani.”Mas Adreas ??Apa kabar??” “Baik
Laras..gmn dengan kamu?Sudah menikah?”tanyanya pada Laras. “Sudah
mas.Tapi ngomong2 kok kalian ada di kota ini?”tanya Laras
penasaran.Akhirnya Hani dan Andreas mengajak Laras mampir ke
rumahnya.Mobil Laras mengikuti mobil Hani.Mereka masuk ke sebuah
rumah yg cukup besar dengan halaman luas dan sejuk.Didepan terdapat
papan nama “PANTI ASUHAN KASIH”.”Nah,inilah rumah kami selama 2
thn ini.Setelah Hani melahirkan anak kembar kami,Hani mengalami
kelumpuhan,jadi aku putuskan kembali ke Indonesia dan mengelola panti
asuhan ini.Ini anak kami..umurnya sudah 2 thn..yg lelaki bernama
Alden dan yg perempuan bernama Alya.Nah,kamu sendiri gimana bisa
sampai disini?” setelah mas Andreas cerita gantian Laras yg cerita.
Hani adalah sahabat dekat selama di sma,setelah lulus mrk masih
sempat kontak2an,tp setelah setahun ternyata Hani pindah ke luar
negri dan menikah dengan mas Andreas,dan kehilangan kontak dengan
Laras.Hari itu rasanya Laras sangat bahagia,bisa bertemu sahabat
baiknya di kota tempat tinggalnya yg baru.Sedikit terlupakan
kesedihan yg dialaminya atas pernikahannya dengan Dimas.Laras sangat
bersyukur melihat kebahagiaan Hani sahabatnya.Dalam kondisi seperti
itu,suaminya sangat peduli dan menyanginya serta anak2nya.Hari
berganti hari,minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan.Tidak
ada yg berubah dlm kehidupan rumah tangga Laras,tetap dingin seperti
biasa.Hari itu adalah ulang tahun pernikahannya yg ke 1 thn.Tidak ada
yg spesial.Orang tua laras menelpon pagi2 untuk mengucapkan.Orang tua
Dimas dan kakak2nya pun rame2 menelpon Laras.Menanyakan ada pesta apa
enggak,mau kado apa dan sebagainya.Jujur,Laras merasa sangat
terpojok,sangat bingung untuk menjawabnya.Karena Dimas benar2 tidak
peduli.Akhirnya Laras mengatakan karena kesibukan suaminya,dia akan
merayakan ulang tahun pernikahannya di panti asuhan tempat
temannya.Dan orang tua Dimas sangat setuju.Laras merayakan ulang
tahun pernikahan tanpa suaminya di tempat Hani,dan dari situ Hani
merasakan kalau ada yg tidak beres dengan pernikahan Laras.Meskipun
terasa berat,akhirnya Laras tdk bisa menahannya,dia ceritakan semua
ke Hani.Hani memeluknya dengan erat,membiarkan Laras
menangis,menumpahkan rasa yg selama 1 thn dipendamnya.Hani tau,itu
bukanlah perkara yg mudah untuk diselesaikan,dia juga paham kenapa
Laras memendamnya sendiri sampai sekian lama.Sebenarnya ada rasa
geram juga buat Hani,ada yg tega terhadap sahabatnya sampai seperti
itu.Tapi apa boleh buat,dia tidak bisa berbuat apa2,dia hanya mampu
memberi support buat Laras,menemaninya,dan menghiburnya...hanya itu
yg bisa dia lakukan.Satu hal yg Laras tdk ketahui,ternyata keluarga
Dimas sudah mengetahui apa yg terjadi,tp mereka belum
bertindak,mereka tau perbuatan Dimas,tp mrk masih mengawasi dan belum
bertindak.Orang tua Dimas selalu perhatian thd Laras,begitupula 2
kakaknya dan keponakan2nya amat dekat dengan Laras.Malam itu mereka
menginap di rumah Laras,mereka sadar ada kekakuan dalam hubungannya
Laras dan Dimas.”Tante..aku mau tidur sama tante ya..”pinta Leoni
keponakannya yg paling besar yg sudah kelas 1 sma.”Iya,boleh,pasti
mau curhat2an lagi nih..”goda Laras.Malam itu keponakan2 Laras dr
keluarga Dimas tidur di kamar mereka,mereka sudah dekat dengan
Laras,suka cerita2 tentang kesehariannya.Meski jarang bertemu,mereka
sering komunikasi via telpon.Jadi tidak heran jika mereka sangat
dekat.Hal itu menambah kebahagiaan tersendiri buat Laras.
Hari-haripun
berlalu,dan tak pernah ada perubahan sedikitpun.Masih seperti
biasa.Laras dan Dimas masih hidup masing2.Dimas masih berhubungan
juga dengan Sarah pacarnya.Sore itu kebetulan Dimas pulang lebih
awal,dia pergi ke kosan Sarah sambil membawa hadian kejutan.Saat
sampai di kosan,Dimas agak aneh,karena pintu kosan terbuka sedikit
dan di depan pintu ada sepatu laki-laki.Dimas menerobos masuk dan
alangkah terkejutnya dia melihat Sarah sedang bermesraan dengan
seorang lelaki dan mereka setengah telanjang.Dimas lalu membanting
tas kecil hadiah yang akan diberikan ke Sarah.Dia sangat marah,sangat
kecewa.Sarah berusaha mengejar Dimas,tp amarah Dimas sepertinya sudah
membuncah.Dimas telpon supir pribadinya untuk menjemputnya di sebuah
cafe.Dimas meluapkan amarahnya dengan minum alkohol.Karena tidak
biasa,dia langsung mabuk berat.Pak Wardi supir pribadinya segera
membawanya pulang ke rumah.Sesampainya di rumah Bu Sum dan Laras
langsung membantu pak Wardi memapah Dimas.Tiba2 Dimas muntah2,setelah
itu Laras berusaha membantunya berjalan ke kamar,tp Dimas malah
mendorongnya sehingga Larah terjerembab ke meja dan dahinya membentur
meja sehingga tampak memar.Akhirnya pak Wardi dibantu pak Dede supir
rumah sekaligus suami bu Sum membawa Dimas ke kamar di lantai
2.Sesampai di kamar,Laras lalu mengelap badannya,mengganti
bajunya,dengan penuh kasih sayang.Biarpun Dimas sudah
mengabaikannya,tp dia tetap berperan sebagai istri yg baik.Tiba2
Dimas menariknya,memeluknya,menciuminya,membuat Laras sangat
kaget.Dlm keadaan seperti itu,Dimas menyebut2 nama Sarah.Betapa
perihnya perasaan Laras,krn Dimas beranggapan orang yg dipeluknya
adalah Sarah.Malam itu mereka tidur seranjang,dan dalam kurun waktu
hampir 3 thn,br malam itu dan itupan karena Dimas sangat mabuk karena
alkohol.Tapi yang masih disyukuri Laras,mereka tdk melalukan hubungan
layaknya suami istri,karena kalau sampai terjadi,dia yakin Dimas tak
akan mengingatnya,dan itu berbahaya.Pagi2 sekali sebelum Dimas sadar
kalau mereka 1 ranjang,Laras cepat2 bangun dan segera pergi ke
dapur.Bu sum sudah bangun dan menanyakan keadaan Laras.Yah,bu Sum
sangat perhatian terhadap Laras,layaknya anak sendiri.”Saya baik2
kok bu Sum,ini juga tinggal memarnya aja,ngga apa2..mas Dimas jg
langsung tidur semalam,dia ngga macam2 kok.”Cerita Laras.Bu Sum
tampak menghela nafas lega.Setelah memasak Laras kembali ke kamar
membangunkan Dimas.”Aku masih mau tidur,aku ngga akan pergi kerja
hari ini,jd ngga usah siapin pakaian,trus kalau ada telpon,tolong
diangkatin” kata Dimas ke Laras.Kurang lebih jam 9 Dimas baru
bangun.Dia turun ke bawah,dan ini baru pertama kalinya dia minum susu
buatan Laras setelah pernikahan yg hampir ke 3 tahun.”Itu kepala
kamu kenapa?”tiba tiba Dimas bertanya ke Laras.Bu Sum yg langsung
menjawab dengan raut yg kesal.”bapak ngga inget?itu kan akibat
dorongan bapak semalem,ibu jadi terjatuh dan kepalanya terantuk
meja”Laras lalu memegang tangan bu Sum.Dimas hanya terdiam.Sejak
kejadian itu Dimas mulai ada sedikit perubahan.Sepertinya hubungannya
dengan Sarah sudah berakhir.Mereka masih tidur terpisah,tapi kali ini
dia meminta Laras yang tidur di tempat tidur,dia yg
disofa.Hubungannya juga terasa masih sangat kaku,cuma sekarang Dimas
sudah mau makan sarapan yg dibuat Laras.Hanya sebatas itu
perubahannya.Tiba2 sore itu Dimas pulang masih sore.Laras dirumah
masih ngajarin anak2 tetangga mengerjakan PR dan belajar
bersama.Ternyata selama ini setiap senin sampai Jumat,Laras selalu
mengajak anak2 dr komplek perumnya untuk belajar di rumahnya.Selain
itu,Laras suka menyiapkan camilan yg dia buat sendiri untuk anak2
tersebut.Laras tampak kaget Dimas masih jam 5 sore sudah
pulang.Segera setelah mencium tangan Dimas,Laras bergegas menghampiri
Dimas yg langsung ke kamar. “Maaf ya mas,banyak anak2 disini,aku
ngga tau kalau mas bakalan pulang sore,aku juga belum masak,habis ini
mereka pulang,aku trus masak” kata Laras menjelaskan. “Ngga usah
masak,kita makan di luar aja “ balas Dimas sambil membuka dasinya.
“Aku minta maaf mas,karena ngga pernah bilang bawa anak2 tetangga
kita belajar di rumah”Laras tampak ketakutan. “Iya,ngga apa2,aku
ngga masalah kok” “Trimakasih mas” Laras bergegas keluar kamar
dan turun menemui kembali anak2 dan Dimas mengikutinya.Laras ke dapur
dan mengambil puding dari kulkas yg sudah dia siapkan buat anak2
tersebut. “Nah..sebelum pulang,ini pudingnya dimakan dulu”
katanya pada anak2 tsb.Mereka berlarian kecil mengambil puding yg
sudah dibuat di cup2 kecil tsb. “Tante...Via bawa pulang 1 ya buat
adik...” salah 1 anak meminta. “Iya ngga apa2,itu kan ada
jatahnya buat Valen juga. “Makasih tante Laras..eh iya..om..om..kok
tadi waktu pulang tante Laras kan cium tangan,kalo papa aku biasanya
terus cium pipi mama...kok omnya enggak?” Muka Laras tampak
memerah.Dimas hanya terdiam.” Omnya malu kalo ada anak2 banyak
begini”kata Laras. “Ya udah gih,kalian pulang,sampai ketemu besok
sore ya..”Laras menyuruh mereka pulang.Malam itu mereka keluar
makan malam bersama untuk pertama kalinya dlm pernikahan mereka yg
hampir 3 tahun.Suasana tampak kaku,seperti orang yg baru pertama
kenalan.Mereka berdua tidak banyak bicara.Laras juga bingung sendiri
mau ngobrol apa.Ya,begitulah suasana malam itu.Hari2 pun berlalu,tp
suasana masih tetap kaku.Siang itu Laras akan ke panti asuhan tempat
Hani,setelah 3 bulan tdk berkunjung.Dia akan membawa baju2 yg sudah
dibelinya beberapa waktu lalu untuk diberikan kepada anak2 panti
untuk dipakai di hari ulang tahun pernikahannya yg ke 3.Ya..Laras
berencana merayakan bersama anak2 di panti,karena dia tau,orang tua
bahkan mertuanya pun pasti akan menanyakan rencana itu.Jadi dia
memutuskan sendiri tanpa berdiskusi dengan Arya,karena dia pikir Arya
tidak akan peduli seperti ultah perkawinan yg pertama dan kedua
kemaren.Saat Laras akan mengambil barang yg dia simpan di atas
lemari,dia tampak kesusahan,kakinya berjinjit diatas kursi sambil
tangannya mencoba menarik dus yg kelihatan tampak berat.Tiba2 saja
dia kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh,untung pada saat
bersamaan Dimas masuk kamar lalu meraih tubuh Laras.”Ngapain sih
kamu,kenapa ngga minta tolong pak Dede saja.” Dimas mengomel lalu
menarik dus dan diturunkannya.”Ngga enak mas,ngga ada Bu Sum,ngga
mungkin aku ber2 dikamar kita sama pak Dede” jawab Laras singkat tp
membuat jantung Dimas berdegup kencang.”Mau dibawa kemana?” “mau
aku bawa ke panti asuhan mas,udah taruh aja,nanti aku minta tolong
pak Dede masukin mobil aku” “udah sekalian saja aku antar,ntar
pak Dede suruh jemput aja kalo kamu mau pulang” akhirnya Dimas
untuk pertama kalinya mengantar Laras ke panti asuhan.Tapi dia tidak
mau masuk karena buru2 ke kantor lagi.Dia hanya menurunkan dus yg
tadi dibawa Laras,lalu segera pergi.Hani tampak senang melihatnya,dia
merasa kalo suami Laras sahabatnya sudah mulai membuka hatinya.Dia
selalu berdoa untuk sahabatnya itu.Haripun berganti dan waktu berlalu
begitu saja.Perayaan utah pernikahannya yg ke 3 pun tiba.Semua
keluarganya dan keluarga Dimas berkumpul di panti asuhan dan
merayakannya bersama anak2 penghuni panti.Keponakan2 Laras dari Dimas
tampak antusias dan senang sekali bisa berbagi di panti asuhan karena
selama ini mereka belum pernah melakukan hal2 spt itu dan waktu
perayaan sebelumnya tanpa ada keluarga hanya Laras..Dan yg aneh hari
itu Dimas memberikan seikat bunga dan sebuah cincin yg sangat
cantik.Baru kali ini Dimas melakukannya.Orang tua Dimas kelihatan
sangat bahagia,terutama maminya,dia saling pandang dengan kakak2
Dimas mengisyarakat suatu kebahagiaan tersendiri.Laras betul2 kaget
dan tidak menyangka akan mendapat hadiah dr Dimas suaminya,mengingat
2 thn sblmnya tdk pernah ada.Tapi Laras cukup tau diri,dia berusaha
tdk berbesar hati karena hal tersebut,dan dia paham,itu.Itu Dimas
lakukan itu karena mungkin seluruh keluarganya dan keluarga Laras
hadir saat itu.Acara berjalan lancar dan semua sangat
bahagia.Laraspun bahagia karena bisa bertemu dengan keluarganya juga
bisa membahagiakan sahabatnya.Sebulan berlalu sudah,dan tidak ada
perubahan yg berarti dlm hubungan Laras dan Dimas.Malam itu Laras
tampak mengemasi pakaiannya dan memasukkannya ke dalam koper.Setelah
Dimas pulang dan makan mereka menuju ke kamar bersama. “Mas,lusa
aku mau pulang ke rumah mama,oma ulang tahun,sudah 2 tahun ini aku
ngga pernah bisa datang dan hanya mengirim kado,thn ini aku akan
pulang.Aku juga sudah menyiapkan kado sebuah gelang dan aku juga
sudah bilang ke oma,kalau mas ngga bisa hadir karena kebetulan ada
meeting penting.Oh ya,aku mau semingguan di sana.Nanti bu Sum yang
akan membantu menyiapkan kebutuhan mas,dan aku sudah siapkan.”
“Ya..ok..”hanya itu jawaban Dimas,dan Laras sudah bisa
menebaknya.Inilah kesempatan yg akan dipakai Laras untuk bermanja2
dengan mamanya dan sepupu2nya yg sudah dia rindukan.Dia membayangkan
akan tinggal seminggu bersama mamanya tanpa melihat
Dimas.Membayangkan saja rasanya sudah senang buat Laras.Hari yg
ditunggupun tiba,Laras pulang ke rumah mamanya diantar pak
Dede,supirnya.Perjalanan menuju kota tempat tinggal mamanya lumayan
jauh,8 jam.Tapi Laras sangat menikmati perjalannya,dia merasakan ada
kesegaran,ada kelegaan.Pak Dede yg duduk didepan tersenyum melihat
Laras yg tampak bahagia.Pak Dede sangat tau bagaimana kondisi Laras 3
thn ini,dan bukan rahasia lagi bagi mereka para pekerja di rumah
Laras,tetepi mereka tidak dapat berbuat apa2 selain mendoakan yg
terbaik untuk majikannya tersebut.Kamis subuh mereka sudah sampai di
rumah Laras.Mama menyambutnya,dan biarpun baru 1 bulan lalu mereka
bertemu,tp Laras memeluknya erat seperti sudah lama sekali tak
berjumpa.”Kamu ini kenapa sih,baru juga sebulan lalu kita
ketemu,ada kabar bahagiakah?kamu sudah hamil?”tanya mamanya
penasaran. Laras tersenyum sambil menggeleng. “Kangen aja ma sama
rumah,udah 3 thn aku ngga pulang2” katanya lalu ketawa.Dia lalu
menuju kamarnya yg tetap terjaga rapi.”Ahh..rindu kamarku..”katanya
lalu merebahkan diri. Mamanya hanya tersenyum melihatnya,meskipun
sebenarnya banyak hal terpendam yg ingin dia tanyakan,ingin dia
utarakan,tp mamanya menahannya.Dibiarkannya Laras tidur dikamarnya
seharian itu.Hari jumat Laras jalan2 dengan mamanya menikmati makanan
khas di kotanya yg sudah lama dirindukannya.Dan hari Sabtu yg
ditunggu2 tiba akhirnya.Sore itu rumah Oma tampak ramai,tamu2 banyak
yg datang,sementara saudara2 Laraspun banyak.Laras harus benar2 siap
mental menerima pertanyaan2 dr sepupu2nya atau saudara2 mama dan
papanya mengenai kehamilan.Dia sudah mempersiapkan jawaban sebijak
mungkin.Dan benar,banyak yg menanyakan hal tersebut,tp Laras bisa
mengatasi semuanya dengan tenang.Pukul 8 malam,saat mereka menikmati
makan malam,ada tamu spesial yg datang dan mengejutkan semua yg
hadir.Seorang pria muda yg gagah dan tampan,membawa rangkaian bunga
yg indah mendekati Oma lalu mencium oma dan oma memeluknya dengan
sangat senang.Laras kaget bukan main melihatnya.Lalu Oma berkata pada
orang2 bahwa pria tersebut adalah cucu mantu
kebanggaannya.Dimas.Ya,tiba2 saja Dimas datang di acara Oma.Tentu
semua merasa surprise,dan menganggap suami Laras itu sangat
romantis.Mamapun tampak bahagia melihatnya,sepertinya ada kelegaan di
hatinya.Sementara Laras,hanya bisa tersenyum sementara hatinya terasa
pait.Kenapa Dimas hrs datang,padahal dia cukup bahagia tanpa
kehadirannya sehingga dia tak perlu bersandiwara didpn keluarga
besarnya.Dimas lalu mendekatinya,dan Laras sedikit canggung,tp dia
berusaha bersikap normal.Malam itu dia harus tidur bersama dengan
Dimas di kamarnya,rasanya sesak sekali dadanya memikirkan itu.Tapi
dia tdk bisa berbuat apa2,dan hrs menghargai Dimas karena sudah
berusaha datang dan sedikit menyelamatkannya.Ketika Laras siap2 tidur
di lantai,Dimas menjegahnya.”Jangan,kita seranjang saja” katanya
singkat.Laras mengangguk lalu naik ke ranjang lagi.Lalu mereka
istirahat.Paginya Dimas menyuruh pak Dede pulang bersama pak Wardi
supirnya dan membawa mobil Laras.Dimas bilang kalau mereka akan
pulang bersama dan Dimas mau menyetir sendiri mobilnya.Akhirnya kedua
supir mereka pulang.”Mas,knp nyuruh pak Wardi pulang?mas kan ngga
biasa menyetir sendiri dlm jarak jauh.” kata Laras mengingatkan.
“Ngga apa2 pelan2 saja nanti,makanya besok kita pulang ya” kata
Dimas sambil menatap Laras.Laras agak kaget melihat tatapan Dimas yg
tidak biasa. “Ngga apa2 kan ngga lama di rumah mama?” tanyanya
lagi. “Iya,ngga apa2 mas” jawab Laras biarpun dlm hatinya sedikit
kecewa.Senin siang mereka berpamitan dan kembali ke rumah
mereka.Sepanjang perjalanan suasana agak kaku.Tapi kemudian Dimas
mulai mengajak ngobrol.Dia mulai bercerita kenapa dia nekat datang ke
ultah Oma,cerita sepanjang perjalanan menuju ke rumahnya.Suasana
sedikit mencair.Dimas juga menyuruh Laras tidur jika mengantuk,tp
Laras menolak.Karena merasa capek Dimas memutuskan untuk menginap di
Hotel dan beristirahat.Dalam hati Laras sedikit was was,takut Dimas
ada maksud lain.Baru saja mereka masuk kamar,handphone Dimas
berdering.” Ya ma,ada apa” tanya Dimas menjawab telpon yg
ternyata dari mama mertuanya. Lalu Dimas memberikan hpnya kepada
Laras. “ ya ma,ohh..hp aku mati,ini lagi mau aku charge,nanti kalau
sudah nyala,aku telpon bu Sum,ini kita nginep di Tegal ma,mas
Dimasnya ngga kuat,mau tidur dulu.” setelah itu Laras menutup
telpnya dan memberikannya ke Dimas. “udah,pake aja buat telp ke
rumah,takut ada yg penting mau disampaikan bi Sum” kata Dimas. Lalu
Laras menelpon bu Sum. “Maaf bu Sum,hp saya mati,lowbatt,ini saya
baru sampai di Tegal,dan kita nginep dulu semalam buat
istirahat,paling besok sore sampai rumah,” Laras
menjelaskan.Ternyata bu Sum sang asisten rumah tangga tampak
kawatir.Dimas bisa melihat kalau Laras memang seorang perempuan yg
baik dan sangat sopan.Meskipun dengan asisten rumah tangga,dia sangat
menghormati.Disitulah terkadang terselip penyesalan dlm diri
Dimas.Dia juga paham,pasti Bi Sum sangat kawatir dengan Laras karena
hanya pergi berdua dengannya.Dimas sudah menyadari hal itu.Dimas lalu
mengajak Laras istirahat supaya besok bisa melanjutkan
perjalanan.Mereka tidur seranjang,dan Laras lalu membelakangi tubuh
Dimas.Tiba2 ada perasaan takut menghinggapi Laras.Setengah jam
kemudian terdengar Dimas menyebut namanya. “Laras sudah tidur?”
tanyanya.Laras yg sebenarnya belum tidur pura2 sudah tidur,dia
memejamkan matanya dan mengatur nafasnya dengan baik.Lalu Dimas
menyelimutinya dan memeluknya.”Tidur yg nyenyak Laras” katanya
pelan.Detak jantung Laras terasa berdetak lebih cepat.Dia ngga bisa
tidur karena Dimas memeluknya.Ketika dirasanya Dimas sudah
pulas,pelan2 Laras menyingkirkan tangan Dimas.Barulah Laras bisa
tertidur dengan nyenyak.Karena begitu nyenyaknya tidur ketika Laras
terbangun,alangkah kagetnya dia,karena jam di dinding sudah
menunjukkan pukul 7.30.Dilihatnya meja ada sepiring nasi goreng dan
ada bunga di vas serta ada tulisan tangan “ selamat sarapan
Laras,aku berenang dulu” ternyata dari Dimas.Ada rasa malu Laras
bangun kesiangan.Dia buru-buru ke kamar mandi untuk mandi.Setelah
selesai dia segera sarapan sambil nonton tv,dan ngga lama Dimas
masuk. Laras tampak kaget,” maaf mas,aku kesiangan” katanya. “
Iya ngga apa2,makanya aku ngga bangunin,soalnya pules banget tidurnya
“ kata Dimas.Laras tersenyum malu.” mas udah sarapan?”tanyanya
kemudian supaya suasana tdk kaku lagi. “ udah barusan,habis ini
kita siap2 lanjut perjalanan pulang ya” “ iya mas”Mereka lalu
melanjutkan perjalanan dan sekitar jam 3 mereka sudah sampai rumah.
Semenjak
saat itu,kehidupan rumah tangga Laras sedikit ada perubahan.Dimas
mulai pulang kerja normal,menikmati sarapan dan makan malam yg
disiapkan Laras.Mereka mulai tidur 1 ranjang,meski masih terasa kaku
dan aneh.Dimas mulai suka mengajak ngobrol,meskipun tdk begitu
intens. Sampai pada suatu hari,tiba-tiba sepulang kerja Dimas tampak
marah.Dia membanting foto-foto yg dr turun mobil dibawa
bawanya.”Hah,tenyata kamu perempuan murahan” bentaknya pada Laras
sambil membanting foto2 tsb. Laras lalu buru-buru mengambil dan
melihat foto itu. Laras lalu mengejar Dimas ke kamar.Bu Sum juga
mengambil foto yg membuat Dimas marah,dia melihat ada dirinya juga.
Lalu dia menatap ke atas sambil menghela nafas. Di kamar,Laras nampak
menjelaskan ke Dimas,tapi Dimas tampak sudah sangat marah. “Mas
boleh ngga menganggap aku,mas boleh ngga peduli sama aku,tapi 1 hal
aku ngga terima,kalau mas mengatai aku perempuan murahan.Aku benar2
tdk kenal dg laki2 yg ada di foto itu.Aku hanya bertemu saat kita
antri makan,dan dia menawarkan supaya dia yg mengantri,tp aku
tolak,dan ada bu Sum disana.Lagian mas pernah bilang sama aku,aku
boleh pergi dengan lelaki manapun,asal tidak membawanya ke rumah,tp
kenapa sekarang mas marah?” Laras membalikkan pertanyaannya. “Oo
jadi begitu?kamu mau balas dendam rupanya?” Dimas masih ngga mau
kalah. “ Terserah mas Dimas mau menilai apa,aku sudah lelah.Cermati
baik2 foto itu sebelum mas marah dan mengatai aku perempuan murahan.”
Laras lalu keluar dan pergi kamar depan.Dia menangis
sendirian,rasanya hatinya begitu sakit mendengar perkataan Dimas yg
mengatakan dia perempuan murahan.Dia tdk keluar kamar sampai
malam.Dimas melihat Laras masih sesenggukan dr celah pintu yg tdk
ditutup rapat.Dia lalu turun untuk makan malam.Bi Sum
menghampirinya.”Maaf pak,bukan bermaksud ikut campur dlm masalah
keluarga bapak,tp coba bapak lihat foto ini,itu kan ada saya.Kalau bu
Laras mau main sama laki2 lain,tdk mungkin beliau selalu mengajak2
saya.Kemanapun ibu pergi selalu saya atau pak Dede mendampingi
beliau.Lagian,laki2 ini tiba2 mendatangi ibu,tp ibu sangat sopan
menolak tawaran laki2 itu.Ibu Laras yg saya kenal selama 3 thn ini
adalah org yg sangat baik dan sabar dan tentunya wanita yg setia.Saya
mengenal ibu dan sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri.Kalau
melihat bapak marah spt itu tadi,saya merasa bapak belum mengenal
ibu.” lalu bi Sum meninggalkan Dimas.Rasanya makanan yg sedang ia
kunyah,susah untuk ditelan.Ada perasaan bersalah yg tiba2 saja
mengaliri pikirannya.Buru2 dia menyelesaikan makannya dan bergegas ke
atas.Dilihatnya Laras sudah tidur di ranjang di kamar depan,Dimas
ingin masuk,tp diurungkan niatnya.Dia masih merasa gengsi untuk minta
maaf.Akhirnya malam itu mereka tidur di kamar terpisah,setelah 3 thn
menikah.Pagi itu,bi Sum yg membangunkan Dimas.Dimas buru2 mandi
karena sudah siang,selesai mandi,biasanya Laras sudah menyiapkan
segala keperluan yg akan dipakainya hr itu,tp kali ini tidak
ada.Rasanya aneh,selama 3 thn,selesai mandi semua sudah
tersedia.Tiba2 Dimas duduk termenung lalu menghela nafas.Dia
berfikir,mungkin Laras benar2 marah kali ini.Lalu dia segera bangkit
dan mencari sendiri pakaiannya.Setelah selesai,dia keluar,sambil
melewati kamar Laras,dilihatnya kamar masih tertutup rapat.Akhirnya
Dimas berangkat kerja.Sepulang kerja,Laras masih tetap didlm
kamar.Dimas menanyakan ke bi Sum apakah Laras sudah makan atau belum.
“ibu sudah makan duluan pak,katanya bapak makan sendiri saja”
Dimas mengangguk.Dalam hati rasanya aneh,dia ngga melihat Laras
seharian ini.Semalaman dia gelisah.Lalu tengah malam,dia memberanikan
diri ke kamar dimana Laras tidur.Dia membuka pintu tanpa mengetuk,dan
ternyata tdk dikunci.Dan Laras ternyata blm tidur,dia masih termenung
dan dilihatnya dia menyeka air matanya.Tiba tiba Dimas menghampirinya
dan memeluknya.”Aku minta maaf Laras,aku minta maaf”katanya
sambil memeluknya dengan sangat erat.Laras menangis lagi.Dibiarkannya
Laras menangis dipelukannya.Tiba2 saja,Dimas merasa sedih.Tiba2 dia
merasa begitu jahatnya dia terhadap Laras.Padahal dia tdk punya salah
apa2 tapi selama ini dia memperlalukannya dengan tdk adil sama
sekali.Setelah dirasa Laras berhenti menangis,Dimas melepas
pelukannya.”Aku benar2 minta maaf.Aku begitu emosional,tanpa
memikirkan perasaanmu,aku benar2 minta maaf “ kata Dimas lagi
sambil menggenggam tangan Laras.Laras mengangguk. “Yuk,pindah ke
kamar kita,jangan tidur sendiri disini” ajak Dimas.Lalu mereka
berbaikan kembali.Beberapa hari setelah kejadian itu,Laras tampak tdk
enak badan.Badannya sedikit demam.Siang itu Bu Sum mengantarnya ke
dokter,dan katanya Laras perlu banyak istirahat. Pulang kerja Dimas
agak aneh Laras tdk menyambutnya.Ketika sampai dikamar,dilihatnya
Laras sudah tidur.Dipegang badannya terasa panas. “Sudah ke
dokter?” tanyanya pada Laras.”Sudah mas,cuma meriang aja
kok,diistirahatin,besok pasti sembuh” jawab Laras.”Ya udah,tidur
aja.” suruh Dimas.Tiga hari kemudian saat Laras akan turun ke
lantai 1,dia terpeleset di tangga dan jatuh berguling guling ke bawah
hingga bahunya tertusuk pecahan guci yg pecah karena terkena
tubuhnya.Laras tampak kesakitan,sementara Bu Sum sang asisten rumah
tangga berteriak panik sambil memanggil pak Dede karena melihat darah
mengucur dr tubuh bagian belakang Laras.Bu Sum dan pak Dede segera
membawa Laras ke rumah sakit.Sesampai di rumah sakit,pak Dede disuruh
pulang membersihkan pecahan guci dan darah yg menetes dr tubuh
Laras.Larah benar2 kuat,tdk pingsan sama sekali.Kondisi fisiknya
sangat bagus.Setelah perawatan,Laras diminta rawat inap untuk
pemulihan dan pemeriksaan selanjutnya takut ada bagian tubuhnya yg
cidera.Laras meminta Bu Sum pulang untuk mengambil baju ganti dan
menyiapkan malam buat Dimas.Laras belum memberitahu kejadian yg
menimpanya begitupun kepada keluarga besarnya.Dia juga berpesan sama
penjaga rumah,untuk tidak memberitahu Dimas,kecuali dia yg bertanya.
Malam
itu Dimas ada meeting jadi dia pulang sudah jam 9 malam
lebih.Dilihatnya meja makan sudah disiapkan makan malam,tp yg
aneh,Laras tdk menunggunya.Tp pikir Dimas,mungkin sudah tidur karena
masih pemulihan dari sakitnya. Dimas langsung menikmati makan
malamnya.Dia ingin menghargai jerih payah Laras yg sudah menyiapkan
untuknya.Memang sudah bbrp bulan ini,sikap Dimas sudah berubah,hanya
bbrp minggu lalu dia melalukan kesalahan hanya gara2 sebuah
foto.Dimas sadar,itu mungkin adalah sebuah kecemburuan.Dia merasa
sudah mulai jatuh cinta pada Laras,tp tdk tau cara memulainya.Setelah
makan Dimas segera ke kamar,lalu mandi.Selesai mandi,Dimas baru sadar
kalau Laras tdk ada di kamar,dia lalu pergi kamar depan,dan tampak
terkunci,pikirnya Laras tidur di depan.Lalu dia kembali ke kamar,dan
matanya tertuju pada sebuah agenda yg ada dimeja rias
Laras.Sepertinya Laras lupa menyimpan catatannya,pikir Dimas.Lalu
mulai dia buka lembar demi lembar agenda tsb dan ternyata itu adalah
catatan harian milik Laras.Semua rasa sakitnya menjadi istri Dimas
tertulis disitu,setiap kejadian2 secara detail dia tulis.Dia menulis
karena dia tidak memiliki tempat untuk mencurahkan semua rasa yg ada
padanya.Dia tidak ingin berbagi beban,dia tidak ingin keluarganya
ataupun keluarga Dimas mengetahui semua masalah yg dia
hadapi.Begitupula perasaan cintanya pada Dimas yg selalu jaga,dia
juga dituangkan semua di buku agenda tersebut.Tak terasa air mata
Dimas mengalir,tiba dia menangis sesenggukan.Dia membayangkan betapa
sakitnya hati Laras,betapa dia sangat kuat menahannya sendiri.Tiba2
ada penyesalan yg sangat luar biasa.”Ya Tuhan,apa sudah saya
lakukan pada istri saya selama ini” tiba2 kata2 itu keluar dr mulut
Dimas,sambil dia sesenggukan.Dimas termenung beberapa saat lalu
dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 4 pagi.Dia lalu turun ke
bawah,dia liat kamar Bi Sum,dan ternyata kosong,lalu dia pergi ke
dapur,diliatnya pintu yg menghubungkan area belakang tampat
terbuka,lalu Dimas melihat keluar,tiba2 matanya tertuju pada pecahan
guci dan ada noda darah.Tiba2 saja jantungnya berdetak keras,dia lalu
keluar diliatnya Pak Sigit penjaga rumah sedang menarik2 selang air
untuk dipakai menyiram tanaman,padahal biasanya itu Laras yg
mengerjakan.Dan dia juga baru sadar,mobil Laras tidak ada.”Pak,ibu
kemana?kok bapak yg mau menyiram tanaman?” pak Sigit tampak
kaget,karena Dimas tumben pagi2 sekali sudah bangun dan
menyapanya.”Ibu dirumah sakit pak,kemaren beliau jatuh dr tangga”
jawab Pak Sigit. Dimas kaget bukan main,lututnya jadi serasa lemas.”
Kenapa ngga ada yg kasih tau saya” tiba2 Dimas marah “Keterlaluan
semua” “Maaf pak,soalnya ibu pesan,kalo bapak ngga tanya,jangan
dikasih tau” Dimas buru2 kembali ke dalam rumah.Dia ke kamar lalu
menelpon pak Wardi supirnya.” sekarang juga ke rumah,ngga pakai
lama” katanya lewat telpon.Dia lalu buru buru mandi.Setelah mandi
dia menelpon kembali. “Susi,jadwal hr ini cancel semua,saya mau
ambil cuti,istri saya kecelakaan” “ Oh,ibu kecelakaan?bgmna
kondisinya pak?baiklah,saya cancel semua jadwal bapak hr ini” lalu
Dimas menutup telpon dan bergegas turun ke bawah.Rasanya sudah tak
sabar ingin melihat Laras.Pak Wardi sudah sampai dan sudah menyiapkan
mobil Dimas.Rupanya dia sudah dikasih tau pak Sigit,jadi pak Wardi
sudah siap.”Langsung ke rumah sakit pak?”tanya pak
Wardi.”Iyalah.Kalian semua keterlaluan sekali.Ngga ngasih tau ke
saya.Kalo ada apa2 sama istri saya gimana?” sepanjang jalan Dimas
ngomel2.Pak Wardi hanya diam saja dan ngedumel dalam hati.”tumben2
kayak org kebakaran jenggot,biasanya juga ngga peduli sama istrinya”
“ Cepat pak” suruhnya lagi sama pak Wardi.20 menit sampailah mrk
dirumah sakit.Pak Wardi lalu menunjukkan kamar Laras.Dimas buru2
masuk,dan dilihatnya Laras habis dibersihkan badannya sama seorang
perawat,setelah perawat keluar Dimas lalu masuk dan langsung memeluk
Laras.”kenapa ngga ngasih kabar aku kalo kamu kecelakaan sampai spt
ini”katanya sambil masih dengan memeluk Laras.”mas kan kemaren
ada meeting,lagian aku ngga mau istirahat kamu semalam keganggu,jd
aku niatnya pagi ini mau kasih tau.” Dimas lalu melepas
pelukannya.Digenggamnya tangan Laras,ditatapnya wajah Laras.Laras
marasa canggung diperlakukan spt itu.”Aku minta maaf ya Ras,aku
benar2 menyesal dengan apa yg sudah aku lalukan ke kamu selama
ini.Aku sungguh2 minta maaf.” Dimas kembali memeluk Laras. “Aku
ingin kita memulai lagi semuanya dari awal,aku ingin belajar jd suami
yang baik buat kamu,aku akan selalu menyayangi kamu dan akan
mencintai kamu.Mulai detik ini aku akan terus belajar memposisikan
diriku sebagai suami kamu,pasangan kamu.” Laras mengangguk. Tak
lama Bi Sum masuk ke kamar perawatan Laras,dia tampak terkejut
melihat Dimas sudah ada.Wajahnya sedikit berubah spt sangat cemas
melihat Laras.Laras tersenyum tanda semua baik2 saja. “Bibi bisa
pulang dan istirahat,biarin saya yg jaga Laras disini.”Kata Dimas
ke Bi Sum. “Ngga apa2 pak,saya saja yg jaga ibu,lagian kan bapak
mesti ke kantor.” kata Bi Sum. “enggak bi,saya yg jaga,saya kan
suaminya,bibi ngga percaya sama saya” Dimas mulai naik
suaranya.Laras buru2 menengahi.”Iya bu Sum,ngga apa2,biar mas Dimas
yg temani saya disini,ibu plg saja dulu,lagian ibu semalam belum
tidur.” Kata Laras sambil matanya meyakinkan Bu Sum.Akhirnya Bu Sum
pun pulang,mesti ada kekawatiran takut Dimas memperlakukan Laras
dengan tdk baik sementara kondisinya sedang sakit. Setelah Bi Sum
pulang,Dimas tanya apakah Laras sudah mengabari orang tuanya ataupun
org tua Dimas,dan ternyata mereka semua belum tahu.Lalu Dimas segera
menelpon mama Laras lalu lanjut ke orang tuanya. Karena kebetulan
orang tua Dimas masih tinggal dlm kota yg sama,mereka semua segera
bergegas menjenguk Laras.Mereka tampak kawatir terhadap Laras,jd
meminta dokter memeriksa semua tubuh Laras karena takut terjadi apa2.
Dimas mengambil cuti 1 minggu dan selama Laras dirawat selama 4 hr
dia tdk pulang sama sekali,dia benar2 menunggu Laras,dan pekerjaan
kantor yg bisa dia kerjakan dia kerjakan di rumah sakit.Mungkin Dimas
memang ingin berubah,itu yg dibatin Laras,krn dia belum merasa
yakin.Setelah 4 hari Laras sudah bisa pulang,meski lukanya blm sembuh
benar,tp karena kondisi fisiknya baik,dia bisa pulang.Dimas melarang
Laras tidur dikamar atas untuk sementara,jd mereka menempati kamar
tamu yg ada dibawah.Laras merasa tdk nyaman,jd itu membuatnya susah
tidur beberapa hari dirumah setelah pulang dr rumah sakit.Sepertinya
Dimas menyadari itu dan tau isi pikiran Laras.”ngga bisa tidur
lagi” tiba2 Dimas bangun lalu duduk. Laras agak terkejut,karena
dipikirnya Dimas sudah terlelap. “aku tau,kamu pasti ngga nyaman
dengan perubahan sikap aku yg sedemikian drastisnya ini,aku bisa
memahami,selama 3 thn ini kamupun pasti kesulitan sekali memahami
perlakuan kasarku terhadapmu.Tapi aku benar2 tulus,tdk ada maksud
apapun selain ingin memulai hidup yg baru bersama2 kamu.Aku benar2
tulus ingin menyayangi kamu dan mencintai kamu.Sejujurnya aku sudah
mulai jatuh cinta sama kamu satu tahun belakangan ini,makanya aku
marah2 gara2 foto,itu karena aku begitu cemburu,aku ngga tau mesti
berbuat apa.Ayo kita lakukan semuanya perlahan dan bersama2,aku ingin
membalas kebaikan kamu,cinta kamu selama 3 thn ini yg sudah aku
abaikan.” kata Dimas lalu menggenggam tangan Laras sambil
menatapnya. Laras jadi merasa salah tingkah,dan Dimas tau,lalu dia
buru2 menyuruh Laras untuk tidur.Dipeluknya Laras,diusap2 rambutnya
dengan lembut,akhirnya Laraspun tertidur. Saat pagi bangun,dilihatnya
Dimas sudah rapi dan sudah siap ke kantor.” maaf mas,saya
kesiangan”kata Laras malu2.”Iya ngga apa2,sesekalilah aku yg
bangun duluan buat melayani kamu.Selama ini kan kamu udah bersusah
payah melayani aku,sekarang kamu lagi sakit,ngga ada salahnya aku
melalukan semuanya sendiri.Mandi dulu sana,ntar aku gantiin perbannya
sebelum berangkat ke kantor” “Ngga usah mas,biar bu Sum aja yg
gantiin” “enggak,enggak,mesti akulah,lagian ada mami juga,bisa2
aku diomelin lagi” Sebenarnya Laras merasa canggung,tp dia tidak
bisa menolak.Akhirnya setelah selesai mandi,Dimas mengganti perban di
punggung Laras yg luka.Pintu kamar tdk tertutup rapat,sehingga mami
Dimas bisa melihat mereka.Dia tampak tersenyum melihat perubahan
Dimas.Terpancar kebahagiaan dan kelegaan di wajahnya.
Semenjak
kejadian itu hubungan Laras dan Dimas semakin membaik.Dimas benar2
membuktikan dirinya sudah berubah,dan menerima Laras sepenuhnya
sebagai istrinya.Meskipun belum sepenuhnya seperti suami istri tetapi
mereka sama2 sedang belajar memahami satu sama lain.Mereka mulai
pergi nonton,makan di luar,belanja bersama seperti orang yang sedang
pacaran.Laras tampak makin bahagia,itu membuat semua penghuni
rumahnya ikut merasa bahagia.Akhirnya setelah berjuang selama 3 tahun
mempertahankan rumah tangganya,kini dia mendapatkan
kebahagiaannya.Orang tua Dimaspun dan kakak2nya ikut bahagia melihat
kemajuan hubungan mereka,dan mereka selalu mendoakan semoga Dimas dan
Laras bahagia.Setelah 3 bulan berlalu Dimas mengajak Laras pergi
berbulan madu.Mereka berkeliling Indonesia selama 1 bulan penuh.Dan
sepulangnya mereka dr berbulan madu,mereka membawa kabar
bahagia,karena Laras telah dinyatakan Hamil.Keluarga Laras maupun
Dimas sangat bahagia mendengar kabar tersebut.Terutama dr pihak
keluarga Laras,karena ini merupakan cucu pertama.Laras tampak bahagia
sekarang.Kini dia bisa merasakan jadi istri yang
sesungguhnya.Begitupun Dimas,kini dia benar2 sudah mencintai Laras
dan mereka hidup berbahagia.
SELESAI